Akhirnya Jembatan Wae Musur Dimanfaatkan

3

Gambarnya kok tidak sesuai dengan judulnya yah?

Loading


Erik Jumpar | Redaksi

Setelah sekian tahun dibangun, Jembatan Wae Musur kini dimanfaatkan. Sempat digantung sekian purnama, sampai-sampai jembatannya merayakan ulang tahun mubazir berulang kali, fasilitas milik rakyat yang dibangun menggunakan uang rakyat sekian milyaran rupiah itu pada akhirnya berguna juga.

Sebelumnya  terkendala pembebasan lahan, sekarang pemilik lahan berbaik hati  untuk melepaskan tanahnya agar dibuka jalan menuju jembatan. Sungguh sebuah kebaikan hati yang patut diacungi jempol. Jembatan yang membuka akses dari Desa Watu Mori dengan Desa Satar Lahing dan Desa Lalang di Kecamatan Rana Mese itu kini bebas hambatan.

Dalam beberapa kesempatan, saya kerap mendengar kesaksian positif terkait manfaat dari jembatan ini.

“Setelah melewati jalan panjang, Jembatan Wae Musur berguna juga. Terima kasih untuk semuanya,” tutur seseorang lelaki tua saat kami berjumpa di Jembatan Wae Musur.

Saban hari kendaraan roda dua dan roda empat lalu lalang menuju kampung-kampung di sebelah kali. Ada yang ke Padang. Ada yang ke Lalang. Ada yang ke Golo Borong. Ada yang ke Tewuk. Tempat tujuan terakhir itu merupakan tempat mengabdi dari salah satu redaktur Tabeite.

Berita baiknya tak sampai di situ, sebagian besar jalanan sudah diaspal. Kualitasnya  sekelas jalan negara. Roda-roda kendaraan dimanja oleh aspal yang mulus. Hampir tak ada jalanan yang bergelombang. Pengguna jalan tak lagi kewalahan memacu kendaraannya seperti cerita pada masa silam. 

Di beberapa titik ruas jalan memang belum diaspal. Tetapi tidak seberapa panjangnya.  Dibanding pada zaman dulu kala. Di mana hanya beralaskan tanah untuk dilalui kendaraan.

Saat  terkenang masa silam, rasanya air mata mau  jatuh. Membayangkannya saja menyedihkan sekali, apalagi merasakannya langsung. Apabila musim hujan tiba, kendaraan siap-siap bermandikan lumpur. Bahkan penunggangnya ikutan mandi lumpur, sebuah kado semesta yang patut disesali. 

Hari ini cerita itu sudah sirna. Kami sudah merdeka. Jembatan sebagai jalan menuju masa depan seperti tertulis dalam Novel Molas Flores Gadis Pulau Bunga sudah dimanfaatkan, membuka segala harapan kami menuju hari-hari yang lebih baik lagi. Puji Tuhan, semesta menjawab segala doa dan keluh kesah kami.

Catatan ini merupakan contoh artikel hoaks, sekadar ide untuk tetap menghidupkan website ini. Jangan dibawa ke dalam hati. Nyatanya sampai sekarang Jembatan Wae Musur belum dimanfaatkan. Alasan di balik mubazirnya jembatan ini kelampau pelik untuk disuguhkan dalam catatan ini. Semoga suatu waktu dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Amin.

3 thoughts on “Akhirnya Jembatan Wae Musur Dimanfaatkan

  1. This page was… How does one say it? Applicable!! Eventually I have discovered a thing which assisted me. Thanks!

Tinggalkan Balasan ke Anonim Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *