Alit; Pelesetan Nama Ala Manggarai

Loading


Edisi Redaksi |Penulis: Im Kartini|

Setiap orang pasti memiliki nama. Nama lengkap cenderung lebih panjang dari nama panggilan. Rahasia umum yang mengatakan setiap nama adalah do’a, membuat setiap orangtua selalu memberi nama yang baik kepada anak-anak mereka.

Omong soal nama, di Manggarai ada istilah alit atau yang juga dikenal dengan sebutan oreng. Alit atau oreng itu semacam pelesetan nama panggilan seseorang supaya lebih sopan, lebih halus, dan terasa lebih akrab. Bisa juga disebut panggilan kesayangan. Unccch cayaaanggg. Kalau kau tinggal di Manggarai, namamu tidak akan pernah luput dari alit, bahkan bisa saja kau lebih dikenal dengan nama alit dibandingkan dengan namamu yang asli. Tidak ada yang tahu pasti dan memang saya tidak pernah mencoba bertanya siapa pencetus alit ini. Budaya alitseperti sesuatu yang diterima begitu saja dalam kehidupan sehari-hari semua kalangandi tanah Congkasae.

Ada suatu keunikan dalam penggunaan alit ini, walaupun bukan suatu keharusan, tapi biasanya huruf yang sering dipakai adalah huruf K. For example; Gusti alitanya Ngutik, Meri : Meik, Yanto : Antok, Rio : Nggiok. Unik kan Guys.Wkwkwk

Oke,supaya lebih jelas, kali ini saya mau bahas bagaimana nama alit dari redaktur Tabeite. Daripada jauh-jauh saya bahas nama orang, nanti bisa khilaf dan bahas nama mantanyang sialan itu. Lebih baik kita bahas nama beberapa redaktur yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik di media keren ini. Langsung saem.

Dimulai dari tua golo. Tua golo tabeite ini namanya Popind. Nama yang terlampau bagus untuk mukanya yang biasa saja. Kalau pake alit gaya Jawa Pin, gaya setengah Jawa Pop. Alit ala Manggarai Popik saja. Siap, Popik! Kemudian ada kaks Itok, yang memang sudah dikenal dengan nama alitnya. Nama aslinya Kristo atau bisa jadi Ito. Saya bayang kalau Kristo memang terdengar garang-garang gimana gitu. Dengar nama Kristo sap bayangan langsung ke laki-laki Timur dengan muka yang sangar. Kalau Itok, bayangan saya langsung tertuju kepada lelaki tampan, lembut, manis, pokoknya perfect lah. Eh, setelah bertemu padahal bayangan dan kenyataan ketukar Guys. Mau pake nama Kristo atau Itok sama saja.Wkwkwk,piss kae. Ada juga sap teman nama Krisan, anak ganteng, baik hati dan rajin menabung yang selama belasan tahun lebih dikenal dengan nama Ican. Tapi santuy saja, selama kau tidak ganti huruf C dengan K, Ican akan tetap merespon panggilanmu. Lalu, ada Os Junas yang sering kami panggil Njok. Keren bukan? Dengan nama-nama alit ini, kami seakan lebih dekat dan akrab, padahal banyak dari kami yang belum bertemu secara langsung.

Selain nama alit dari redaktur Tabeite, saya juga pernah berpikir begini eh, sap anak nanti pasti orang alit juga. Jadi saya berniat jika nanti saya punya anak, saya harus hati-hati pilih nama agar nilai seni dari namanya sap anak tidak berkurang jika dibuat pelesetan oleh warga sekitar atau oleh saya sendiri, juga oleh Papanya anak-anak. Ciehh..

Saya masih sering memikirkan hal tersebut Guys. Kadang saya berpikir lebih baik saya kasih nama anak yang tidak bisa orang rubah nanti. Bayangkan saja, kalau saya kasih nama saya punya anak Dewi. Mungkin hanya seminggu pertama sejak pemberian nama anak saya dipanggil Dewi, untuk selanjutnya pasti dipanggil Ewik atau Wikwik. Atau saya kasih nama saya punya anak Dirli. Cieh keren. Uh siap-siap saja anak saya akan lebih dikenal dengan nama Dilik atau Ndilik, atau bisa jadi Ndirik. Aeh.. semoga tidak.

Tapi terlepas dari semua itu, alitadalah salah satu bukti bawasannya tanah Manggarai penuh dengan keunikan dan budaya kesopanan yang memang telah diwariskan oleh leluhur. Dengan cara alit tersebut, ikatan persudaraan terasa semakin kental. Saya pribadi sudah membuktikannya, dalam berteman, memanggil nama sap teman pakai alit memberikan efek positif dibandingkan dengan memanggil nama aslinya. Saat orangtua memanggil dengan nama alit juga, rasanya lebih menyentuh hati. Apalagi kalau kaka nach yang panggil. Aeh, itu panggilan kah langsung kena di hati e. Rasa macam mau salto belakang, terus kangkang, terus push up dua ribu kali.Ehem, oke itu hanya berlaku bagi yang punya pacar e. Kita yang jomblo jangan terlalu banyak menghayal.

Gius eh, Guys, sekian ulasan saya tentang alit. Selamat datang di Manggarai. Kau datang dengan nama Nadus, kami panggil  Nanduk, kau singgah dengan nama Sandra kami panggil Ndak. Eh baidewei jangan-jangan Betrand Peto waktu di Manggarai lebih sering dipanggil dengan nama Mbetak. Hehehe just kiddingNana Betrand, kita Manggarai, berbanggalah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *