Android dan Kesepian yang Kita Ciptakan Sendiri

1

Loading


Penulis: Milla Lolong

Apakan Anda sekalian pernah merasa diri sepi dan terasing? Merasa sepi di saat tidak dikabari oleh teman-teman, orang tersayang atau orangtua. Kesepian dan terasing saat orang lain berlomba-lomba berkumpul bersama, berdiskusi atau sekadar mengopi segelas berlima. Anda kemudian mengurung diri dalam kamar demi berbagai alasan yang diciptakan untuk menghindari kebersamaan.

Ada berbagai macam hal yang membuat kita sekalian merasa sepi, terasing dan merasa seolah-olah tidak berguna di hadapan semesta yang maha luas ini. Saya menemukan salah satu contoh sederhana yang hendak saya katakan, di sini. Kesepian sesungguhnya secara sengaja atau tidak sengaja telah kita ciptakan  ketika berkumpul bersama sahabat, kenalan, keluarga, teman-teman kelas seangkatan. Di mana dalam perkumpulan tersebut masing-masing dari kita sibuk dengan gadgetnya. Senyum-senyum sendiri, balas chattingan. Huuuffffff… Menyedihkan, bukan? Merasa sepi saat sudah bersama. Anda pernah merasakan hal ini?

Setiap orang pasti punya kerinduan untuk bertemu, berkumpul, bercanda ria untuk melepaskan rindu. Begitu pula saya Hehehehee.

Baik itu bertemu orang tua, teman-teman seangkatan, sahabat kenalan dan yang lainnya. Apalagi bila kita sedang berada di tempat yang jauh, di kota lain untuk merantau, misalnya.

Kerinduan itu menggebu-gebu terus datang menghantui kita. Kita terus berharap menanti sembari menghitung tanggal di kalender  dan memastikan bahwa liburan telah tiba dan kita akan berjumpa, menumpahkan kerinduan yang telah sesak di benak dan beranak pinak. Kita lalu pulang dengan sorak riang. Sebab “Setelah segala musim luruh dan usia mengendap sesungguhnya yang ada hanyalah pulang”. Demikianlah penggalan puisi yang tertulis dalam kumpulan puisi Perihal Pulang. Cieh promosi. Ckckck

Lalu masing-masing kita mulai menanyakan dan memberi kabar, setiap ada kesempatan. Tidak hanya itu, lewat gawai yang kita gunakan, kita lalu membikin janji, janji untuk bertemu dan berkumpul bersama melepaskan rindu. Gawai sangat membantu kita untuk berkomunikasi, mempertemukan kita  kembali bersama sahabat yang lama berpisah.

Gawai memang membantu mempertemukan kita dengan yang lain. Tetapi gawai jugalah yang menjauhkan kita di saat kita telah berkumpul. Kenyataan ini tidak bisa kita mungkiri lagi. Pada saat bertemu kita lalu sibuk dengan gawai, memainkan game online (kasih makan cacing di layar HP) membalas chattingan, bahkan ada yang bertelponan. Hal ini sungguh mengganggu perjumpaan kita. Suasana keakraban terhalang, rangkulan dari sahabat lama tidak seerat dulu, makanan yang dihidang dihinggap lalat, dan asinan bikinan tuan rumah berubah asam dan hambar.

Apabila semuanya mulai sibuk dengan gawainya maka yang ada hanyalah patung-patung hidup yang senyum kemudian tertawa sendiri. Kita telah menciptakan sepi dan mengasingkan diri. Sesungguhnya kita telah menipu diri sendiri dengan mengunggah foto-foto di media sosial agar dilihat orang bahwa kita telah berjumpa. Kita berdosa terhadap waktu yang kita luangkan. Lebih baik saya dan Anda sekalian tak usah pulang, tinggallah di tempat rantau buatlah grup WhatsApp atau sejenisnya dan berkomunikasi bersama di dalam grup dari pada berkumpul hanya untuk menipu diri dan menciptakan keheningan yang tak berkualitas.

Lewat tulisan ini saya secara pribadi merasa resah karena pernah mengalami hal yang sama.

Mungkin saudara-saudara saya yang seiman, sebangsa, setanah air dan senasib sebagai anak rantau yang dipisahkan oleh ruang dan waktu yang sudah membuat janji untuk saling bertemu melepas rindu, lewat tulisan sepele ini saya mau mengajak Anda sekalian untuk menghargai momen kebersamaan yang telah direncanakan itu. Siapa tahu itu adalah pertemuan terahkir bersama mereka. Takdir Tuhan siapa tahu, iya kan?

Anda telah berkorban naik angkot atau ojek online untuk datang dan berkumpul, hargailah kebersamaan itu. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bercerita dan berbagi.

Dengan tidak menyibukkan diri pada gawai, paling kurang,dengan hal-hal sederhana itu, kita telah menunjukkan kualitas diri, sebagai orang yang pernah sekolah.

Dan, yang paling penting saya dan Anda sekalian tidak akan merasa sepi dan terasing. Sekian, selamat menanti liburan dan mencoba petunjuk saya ini,  silahkan mencoba. Semoga Anda benar-benar merasa tidak sepi dan terasing.

Salam dari Kota Pancasila.

1 thought on “Android dan Kesepian yang Kita Ciptakan Sendiri

  1. Sebenarnya penulis berpikir terlalu sempit dalam menarasikan persoalan. Kini bukan saja android dalam artian “tidak hanya android” menjadi alasan tetapi teknologi pada umumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *