Almarhum Sius Magung Bapak Patah Hati Manggarai

3

Loading


Setiap musik yang menghentak punya pasar penikmatnya masing-masing. Begitulah musik, walau sudah menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tetapi kerap kali tidak semua jenis musik nyaman di telinga dan hati manusia. Ada yang menyukai musik dangdut dan malas mendengar musik Rock, ada yang menyukai musik Reggae dan malas mendengar musik Jazz, ada pula yang hanya menyukai musik Pop.

Pengecualian-pengecualian tersebut, tidak berlaku bagi musik yang dilahirkan oleh musisi seperti Sius Magung. Belio berkeliaran di hampir semua genre musik. Entah Pop, Dangdut atau Reggae, semua pernah menjadi produk musiknya.

Sebuah dosa besar jika ada masyarakat Manggarai yang mengaku tidak pernah mendengar lagu-lagu Sius Magung. Lagu-lagunya ada di hampir semua tempat. Dari rumah sendiri, rumah tetangga hingga dalam oto kol, musik karya Sius Magung bergema dan punya tempat tersendiri di hati para penikmatnya.

Mendengar musik Sius Magung bisa kapan saja. Lagu-lagunya tak lekang oleh waktu. Bahkan, Sius Magung adalah waktu itu sendiri. Lagu-lagunya bisa membangun kembali kenangan di masa lalu.

Sius Magung mampu membangkit kembali kenangan atas peristiwa longsor di Kecamatan Cibal dan banjir bandang di Reo yang memakan banyak korban jiwa. Lelo lau Cibal penong tana reno, manga mora nawa landing reno tana yo baes Mori ge. Lelo kole Reok bombang eros Mori ge, cala manga ndekok one kaeng beogm me, cala manga rajan one kaeng tana ge. Yo Mori ampong com dopo no’o kali ronco yo baes Mori ge.

Usang Warat tidak sekadar mengembalikan ingatan pada saudara-saudari yang meninggal akibat longsor dan banjir bandang, dalam lagu tersebut juga terbersit harapan kepada Tuhan sebagai sang pencipta agar peristiwa serupa tidak akan pernah terulang lagi di tanah Manggarai.

Lewat lagu-lagunya, Sius Magung tidak hanya mendendangkan harapan, beberapa kali belio juga menyampaikan penyesalan, termasuk penyesalan pada seorang gadis cantik bernama Helena yang terlambat Ia jumpai. Bo keta Nanang daku ga, cumang laku rangam. Nanang keta laku ta weta, jadi naca laing, landing co’o mole ite cua manga hae baling. Nasib oh nasib co’o tara ho’o di laku itan. Wada calang  daku wada, co tara manga ita rangam one nipi. Helena bambas rangam ta Helena naring de one nai ge. 

Nasib tidak beruntung Sius Magung pada Helena adalah potret bagi siapa saja yang jatuh cinta pada seseorang namun orang tersebut sudah menjadi milik orang lain, hingga lahirlah patah hati.

Tetapi dari lagu Helena, kita diajarkan bahwa, tidak semua penyesalan dan patah hati harus berakhir dengan linangan air mata. Penyesalan dan patah hati bisa kok dijoget-joget, sambil joget-joget kita bahkan bisa mengekspresikan patah hati kita pada orang lain di tempat pesta. Saat reef berkumandang, sambil menaruh tangan di dada, kita ikut Sius Magung bernyanyi nasib oh nasib coo tara ho’o di laku itam, wada calang daku wada, co tara manga ita rangam one nipi, Helena bambas rangam ta Helena naring de one nai ge.

Musik yang disajikan Sius Magung adalah musik yang akrab di telinga atau mudah didengar. Bunyi suling dari touch keyboard dan pilihan not yang ciamik membuat melodi dari setiap lagunya terasa berbeda. Ditambah dengan suara tinggi melengkingnya membuat yang patah hati terhibur dan merasa tidak sendirian. Pokoknya selalu ada Sius Magung yang siap menghentakkan badan.

Tidak untuk penikmat dangdut saja, Sius Magung juga menyiapkan lagu khusus untuk penikmat lagu Pop. Lewat lagu Du Mane Tana, Sius Magung mewakili kaum patah hati yang ditinggal tanpa alasan.

Du mane tana cai kreba ba de letang temba. Mai ba tombo kamping aku weta e, ai hau podo kole ngoeng ge. Bo keta nuk laku curupm ole weta ge, curup kudu kaeng cama tite ga, ai hau holes kole ngoem me. Ole weta ge, weta Momang ge, apa keta rajam tara ledong aku ge. Beti tuung nai daku tau lorong tombomo de weta ge. Ole weta ge, tama dia o mose mode weta ge.

Tidak hanya Sius Magung, siapa saja, saat ditinggal tanpa alasan pasti sakit hati. Tetapi kita harus belajar dari kerendahan hati Sius Magung, bahwa sekalipun yang kita sayang pergi tanpa alasan. Tugas kita adalah mendoakannya agar selalu diberikan kebaikan dalam menjalani hidup. Pun saat dia menemukan pasangan baru.

Sekalipun Becang Du Mane Tana  membuat kita Woeng Nai tetapi akan selalu ada yang membuat kita Gega Nai seperti Helena dan Moni, gadis cantik yang bisa kita ajak kapan saja untuk Lako Ndoring.

Sius Magung adalah waktu. Sekalipun ia telah berpulang kepada sang pencipta, musiknya  tetap abadi, terlebih kepada siapa saja yang sedang patah hati. Kepergian Sius Magung, membuat musik Manggarai seperti ada yang kurang. Sejauh ini, belum satu pun yang bisa menggantikan posisi belio atau minimal menyamai cara belio bermain keyboard (organ tunggal) dan bernyanyi.

Kala kita patah hati dan menikmati musik Sius Magung sambil joget-joget, bagaimana kalau Sius Magung kita nobatkan sebagai bapak patah hati Manggarai?

Penulis : Popind Davianus|Tua Golo|

3 thoughts on “Almarhum Sius Magung Bapak Patah Hati Manggarai

  1. Almarhum Sius Magung adalah musisi yang sangat patut dikagumi oleh setiap ase kae wan koe etan tua Manggarai.sangat-sangat merindukannya.saya setuju kalau dijuluki Bapak Patah Hati.tabe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *