Bekerja di PT Cinta Sejati Belum Tentu Menjamin Hubungan Abadi

Loading


|Penulis: Bruno Rey Pantola|Redaktur|

Hallo, sahabat dan pembaca Tabeite yang budiman. Salam jumpa lagi bagi kita di Tabeite yang aduhai ini. Semoga sehat selalu dalam naungan kasih Tuhan. Semoga juga membaca tulisan ini di rumah bukan di mall atau caffe apalagi di tengah jalan. Kalau di tengah jalan. Awas kendaraan hantam.

Kali ini saya ajak kalian semua untuk bersama-sama kita bahas sebuah PT yang banyak di dalamnya terdapat pekerja dari saentero Indonesia. Sejak saya menggunakan aplikasi fesbuk pada tahun 2011 atau 2012 (saya lupa), saya melihat banyak orang bekerja di PT yang bernama PT Cinta Sejati. Saya temukan itu di profil fesbuk mereka. Saya kemudian penasaran dan mencari tahu keberadaan PT itu: jika memang benar ada, saya juga ingin mengajukan lamaran untuk bekerja di PT tersebut. Saya ini orang yang suka sekali mengamalkan cinta sejati walaupun belum pernah saya mendapatkan cinta dari gadis mana pun selain kedua orang tua saya.

Oke, jadi begini.  Jikalau PT ini adalah sebuah perusahaan yang menampung para pekerja yang benar-benar mengimplementasikan cinta sejati, maka saya berharap bisa masuk ke PT ini dengan mengajukan lamaran, tentunya. Tetapi kepada siapa akan saya ajukan? Jika para pembaca ada yang tahu, dapat mungkin menghubungi saya di Tabeite.  Tetapi usut punya usut, PT ini hanyalah sebuah perusahaan abal-abal di fesbuk yang tak tahu asal-usul “didirikannya”. Benar begitu? Soalnya begini, setiap kita mendaftar akun fesbuk, ada beberapa kolom yang mesti kita isi. Salah satunya adalah tempat kerja. Di situ, ada beberapa pilihan. Ada yang di Ladang Tuhan dan masih banyak lagi. Nah, yang saya maksud ini adalah PT Cinta Sejati yang juga menjadi sebuah opsi di kolom pilihan itu.  Apakah dengan memilih PT itu sebagai tempat kerja, kita dapat mencintai dengan sejati dan mendapatkan cinta sejati itu? Serius, saya tanya. Jika ada yang tahu jawabannya, jangan lupa tulis di kolom komentar, Guys.

Saya pernah menjalin hubungan asmara dengan seseorang yang tidak ingin disebut namanya di sini. Tidak penting juga.  Saat itu, saya sangat mencintainya. Ia pun begitu: ia selalu mengatakan bahwa ia sangat mencintai saya. Kalimat itu sering ia ucapkan setiap kali kami bersua. Saya makin yakin bahwa hubungan kami ini atas dasar cinta yang sejati. Cinta di atas rata-rata. Karena itu, hidup saya seakan ada pada setiap lekukan bibirnya yang selalu membuat saya nyaris mampus sendiri saat mengamatinya setiap kali bertemu (untung dia tidak suka masker untuk menutup mulut dan hidung). Nah, ini adalah salah satu bentuk saya mencintainya. Tulus dari hati. Bayangkan, bibir perempuan lain yang lebih seksi dan merah merona bak delima tidak membuat saya terpengaruh dengan setiap lekuk bibirnya yang membuat saya makin cinta. …eeehhhmmm.

Karena saking percaya dan menaruh harapan penuh, saya kemudian menyematkan segala rasa kepercayaan saya serta cinta yang tulus nan sejati  kepadanya.  Eh, dua bulan kemudian,  ia mengkhianati saya dengan menjatuhkan cinta sejati itu kepada orang lain. Sakit, Men. Sakit. Sampai di sini, apakah ada yang masih bilang perihal itu termasuk cinta sejati? Hhhmmm… Padahal, di profil fesbuk-nya juga tertera: bekerja di PT Cinta Sejati. Seperti yang kita tahu bersama bahwa, cinta sejati itu adalah cinta yang benar-benar murni. Cinta yang benar-benar datang dari dalam hati. Cinta yang benar-benar abadi. Cinta yang membutuhkan pengorbanan. Cinta yang suci. Saya pikir, kita semua sangat paham tentang ini. Kalau belum oaham tentang cinta, rajin-rajin baca kitab suci. Di sana ada bonus cinta dan cinta kasih yang diajarkan.

Selain itu, beberapa hari lalu, seorang teman fesbuk saya memuat sebuah foto ia sedang berpelukan dengan pasangannya dan menuliskan caption di atasnya “seperti matahari, aku selalu akan menghangatkanmu dengan cinta” dengan ikon perasaan jantung warna merah, you know-lah. Eh, tiba-tiba tanpa sengaja saya scroll ke kolom komentar dan saya temukan sebuah komentar panjang lebar begini: woi la*u, anj**g, baga**l, lu dapat dia sudah. Itu Markus (bukan nama sebenarnya) kau jangan pulang lagi e, kau mati sudah di situ. Biar ini anak mati kelaparan di sini, kau pi baku ehem ehmm sudah…”

Kira-kira begitu. Masih panjang sih komentar itu, tapi saya malas ketik di sini. Sangat tidak penting. Usut punya usut, yang berkomentar itu adalah istri sahnya.

Saking penasarannya, saya coba mengecek akun-akun ini. Mau tau apa? Di profil mereka, semua bekerja di PT Cinta Sejati. Nah, ini. Saya bilang apa tadi. PT itu tidak menjamin, kan?  Jika tidak percaya silakan coba sendiri. Semoga berhasil.

Jadi saya mau katakan begini, Teman-teman. Sekali lagi, PT Cinta Sejati itu tidaklah menjamin seseorang bisa mengimplementasikan cinta sejati itu sendiri. Orang kerap menipu diri sendiri. Lebih parahnya lagi, tipuan itu diumbar ke publik lewat media soisial yang bernama fesbuk. Sudah tidak konsisten menjaga cinta sejati, malah selingkuh dan lain-lain yang membuat hubungan retak. Apalagi yang sudah secara sah telah menikah.

Saya menulis ini bukan berarti saya menyalahkan pengguna akun fesbuk yang di profilnya bekerja di PT Cinta Sejati. Sama sekali tidak. Itu hak setiap orang. Terserahlah. Saya juga tidak pusing. Tetapi ada aspek lain yang perlu saya bilang di sini. Untuk menjaga cinta sejati dengan pasangan kalian, tetaplah rendah hati satu sama lain. Redam rasa ego. Saling mendoakan. Saling menyapa atau memberi kabar (bagi yang LDR). Sebab, cinta sejati itu bukan pilihan melainkan proses perenungan dan penghayatan. Cinta sejati itu bukan sebuah perusahaan yang boleh saja didengungkan di mana-mana tetapi nyata dalam realitas kehidupan seseorang. Cinta sejati itu adalah bentuk kasih yang mesti tumbuh di dalam setiap hubungan dalam mengarungi samudera raya kehidupan.

Kembali lagi ke Nona yang tadi, dia yang dulu menyediakan pundak untuk lingkar lengan saya, sekarang telah tersungkur ke telapak tangan yang salah. Demikian efek samping dari salah menerjemahkan PT Cinta Sejati. Semoga berbenah. Jangan lupa cuci tangan di tengah wabah COVID-19 ini.

Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *