Antara Buka dan Tutup, Menanti Putusan MK

Popind Davianus II Redaktur
Anda pasti sudah tahu bahwa belum ada putusan MK soal proporsional terbuka atau tertutup di pemilu 2024. Sudah seminggu isu ini ramai. Berawal dari cuitan Denny Indrayana. Ia seorang aktivis, akademisi juga mantan wakil Menkumham periode 2011-2014 di zaman pemerintahan SBY.
Denny kabarnya mendapat bocoran informasi dari orang dalam bahwa MK akan mengubah sistem pemilu menjadi proporsional tertutup seperti yang pernah kita laksanakan di masa lalu.
Kalau jadi tertutup maka pemenang dalam kontestasi pemilihan legislatif adalah mereka yang mendapatkan nomor urut muda. Jika dalam satu dapil sebuah parpol mendapatkan satu kursi, maka pemenangnya adalah caleg nomor urut satu. Jika dua kursi atau tiga kursi, maka nomor dua dan nomor tiga juga dapat berkah. Tetapi apakah partai bisa menjamin bahwa yang memeroleh nomor urut muda adalah caleg yang berintegritas?
Menurut informasi yang Denny peroleh, enam hakim sudah siap memutuskan tertutup, sisa tiga hakim lainnya. Terhadap cuitan Denny Indrayana, SBY membikin cuitan balasan; bahwa jika MK memutuskan proporsional tertutup maka akan terjadi “chaos” politik di Indonesia.
Anda mungkin belum tahu siapa yang paling getol menggugat terbuka-tertutup di Mahkamah Konstitusi. Dia adalah Demas Brian Wicaksono (34 tahun). Demas seorang wakil dekan di Universitas 17 Agustus Banyuwangi. Kampus ini lebih awam disebut UNTAG.
Demas seorang doktor muda. Studi doktoralnya diselesaikan di Malang, di sebuah kampus terbaik di sana. Anda pasti sudah tahu juga, kampus tersebut Universitas Brawijaya.
Selain atribut tentang Demas di atas, ia juga seorang pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Demas dalam sebuah wawancara dengan wartawan senior menuturkan bahwa dalam proses gugatannya ke MK, ia tidak pernah berkonsultasi dengan petinggi PDIP. Gugatan itu murni dari dirinya sendiri.
Andai Denny Indrayana tidak membikin cuitan di Twitter, siapa sangka Demas bisa saja menang. Mungkin tidak akan ada konferensi pers delapan fraksi partai politik selain PDIP soal penolakan terhadap proporsional tertutup.
Entah Denny sedang bermanuver atau memang betul mendapat bocoran dari orang dalam, cuitan Denny setidaknya menyadarkan partai lain bahwa ada sistem pemilu yang sedang digugat di MK di tengah bergulirnya tahapan pemilu yang sudah dijalankan KPU.
MK memang belum memutuskan sistem mana yang akan dipakai dalam pemilu tahun depan, pun jika yang dipakai adalah sistem tertutup, maka buyar sudah langkah yang diambil partai dan bakal calon selama ini.
Sembari menanti putusan tersebut, mari seruput kopi seperti kebiasaan Deni Siregar di setiap catatannya di media sosial. Seruput!