Café Ranaloba: Konon, Anda Bisa Jatuh Cinta Dengan Sekali Melirik

Mampir dan jatuh cinta (Sumber foto: dari IG Ranalobacoffehouse)

Loading


Nus Narek|Kontributor

Konon, ketika baru tiba di Borong, seorang teman yang berasal dari kota ini pernah bilang, “Bro, kalau datang ke sini namun tidak sempat kunjungi pantai Cepi Watu, itu sama saja dengan bohong!” Wajar saja, bahkan terkesan benar. Pantai Cepi Watu menjadi destinasi yang menarik mata. Selain menampilkan bibir pantai yang eksotik dengan gulungan ombak putih nan menggoda plus hamparan laut yang luas membentang dan memanjakan mata, di tengah laut, Anda dapat menyaksikan kapal-kapal melepas sauh, para nelayan menebar jala, dan ada perahu melawan angin dan ombak. Belum lagi, pemandangan aneka pepohonan nan rindang sepanjang bibir pantai; benar-benar menyejukkan. Anda bisa melepas lelah, melepas penat, pun bisa melepas kenangan-kenangan pahit. Kalau punya mantan yang menjengkelkan, pantai Cepi Watu bisa jadi solusi untuk sejenak melupakannya.

Namun saudara-saudara, kali ini saya tidak bercerita tentang Pantai Cepi Watu yang eksotik itu. Apalagi saya juga tidak punya mantan yang pernah saya lepas di pantai kebanggaan masyarakat Manggarai Timur  ini. Sebagai ana pante, saya terbiasa dengan suasana pantai. Di kampung, saya memiliki pantai sebagai tempat berkarang, tempat mandi, tempat memacing dan tempat memanah ikan. Saya tidak pernah jatuh cinta di pantai. Setiap punya kesempatan berkunjung, saya fokus menembak ikan sehingga lupa menembak nona, apalagi memaduh kasih, kasmaran dan sejenisnya. Duh! Lalu saya jatuh cinta di mana? Adakah tempat yang lebih romantis dari pantai? Wets, sabar dulu, Bossku. Cafe! Ya, saya justru jatuh cinta di cafe. Dan ini adalah pengalaman menarik saya tentang cafe. Mau tau? Eitss, slowly. Jangan terlalu fokus pada cinta karena yang benar-benar fokus sekalipun tak menjamin menikah. Pengalaman teman saya, banyak yang begitu. Mereka fokus jatuh cinta, mencari tempat untuk kasmaran, entah di bibir pantai atau di pinggir jalan, tapi lupa bertamu ke rumah mertua untuk masuk minta. Konyol kan? Jelas konyol! Namun itu tidak seberapa konyol jika dibanding saya yang datang jauh-jauh dari Flores Timur  ke Borong, diajak main-main ke Cafe Ranaloba, malah jalan dengan sesama jenis. Belum lagi, saya diajak oleh seorang teman yang belum ada tanda-tanda punya pacar pula. Sial apa?

Sekadar mampir lagi  di Kota Borong baru-baru ini, teman saya kembali bilang: “Bro, kalau sudah datang ke Borong, rugi kalo tidak berkunjung ke Cafe Ranaloba!” Saya kaget. Hae, begena maka sampe beda begini? Padahal yang bilang orangnya sama, masih manusia yang tadi. Orang yang sama yang pertama kali menyambut saya ketika saya pertama kali datang. Kenapa kali ini kata sambutannya berubah seratus enam puluh derajat? Nama Ranaloba disebut. Bagi saya, apa yang menarik dengan Ranoloba? Nothing! Kalau pun harus mengingat, ya paling tidak itu tentang rumah kevikepan dengan aneka bunga warna-warni, juga tempat OMK kevikepan berkegiatan, entah kegiatan rohani maupun kegiatan profan seperti cari jodoh begitu. Atau itu tentang sebuah sekolah dari seorang teman saya yang tidak mau disebutkan namanya; beliau malu karena masih jomlo. Atau tentang Loba Koe di tepian jalan dari Borong ke Peot yang tampak kotor karena lumpur. “Tapi kali ini Ranaloba sudah beda seratus persen”, kata teman saya. “Ranaloba berubah dari yang dulu tak eksotik kini kian jadi eksotik. Bahkan itu sangat romantis. Semua itu karena kehadiran Cafe Ranaloba”, lanjutnya.

Ternyata betul. Di Manggarai Timur, siapa yang tak kenal Cafe Ranaloba? Jangankan bertanya pada para kraeng, saya yang dari Flores Timur juga suka tempat ini. Suka cafe-nya, suka view-nya, suka kopinya, suka menu makanannya, suka kolamnya, suka bangunannya, suka ukiran-ukirannya, suka lampu-lampunya, suka suasananya. Lalu yang terakhir, saya suka kamu berkunjung ke Cafe Ranaloba. Ya, kamu!

Saya mesti jujur kalo cafe ini sangat menarik dari semua sisi. Anda yang berkunjung akan menemukan banyak hal di sana. Entah inspirasi, ekspresi, bahkan mungkin juga jodoh bila cukup beruntung. Di Cafe Ranaloba, Anda bisa memesan coffee Arabika asli dengan harga yang ramah dengan kantong-kantong kita yang ehem. Soal rasa, jangan ditanya. Lidah tak bisa berbohong, coffee di Café Ranaloba benar-benar memikat. Nikmat! Belum lagi sambil ngopi, Anda bisa menyaksikan pasangan-pasangan yang sedang kasmaran. Mungkin dengan menyaksikan mereka, Anda menemukan gairah untuk segera berpacaran. Jika Anda sedang punya pacar, Ajak-ajaklah ke Cafe Ranaloba. Siapa tahu, di Cafe Ranaloba, Anda menemukan jalan ke rumah mertua. Ya, siapa tahu? Tuhan? Jujur, saya juga tidak tahu.

Kali ini saya datang berkunjung ke Cafe Ranaloba dengan seorang teman laki-laki. Dia tinggal tidak seberapa jauh dari tempat ini. Ketika tiba di pintu masuk cafe, seorang penjaga bertanya: “Waduh, mengapa datang dengan teman laki-laki?” Saya anggap pertanyaan tersebut mengarah ke teman saya. Jika bukan, saya santai dan enjoy saja, toh saya adalah jalan kebenaran dan hidup. Keep calm, saya bukan Yesus kok. Malam kunjungan itu, saya bisa jadi jalan yang baik untuk teman saya. Setidaknya lewat kata-kata peneguhan, “Bro, kalau Cepi Watu tak menjamin, siapa tau Café Ranaloba adalah solusi. Sebab konon di Cafe Ranaloba, cukup dengan sekadar melirik, Anda langsung jatuh cinta. Percaya saja!”.

Setelah beberapa menit bercerita, setengah cangkir coffee Arabika telah kami habiskan, seorang gadis datang mengambil tempat tidak begitu jauh dari meja kami. Telak, dengan sekali lirikan mata saja, teman saya langsung tenggelam dalam cinta. Beliau memberanikan diri mendekati sang gadis, berkenalan, dan berhasil membuat sang gadis ikut jatuh cinta. Saya dimana? Di meja yang tadi. Sendiri saja, melirik mereka dengan tatapan haru penuh cinta. Meski ditinggal sendiri, tidak ada amarah di dalam hati saya. Toh walau bukan Yesus, kali ini saya jadi jalan kebenaran, paling tidak dalam hidup sepasang muda mudi jomlo hanya dengan sekali perkataan, sekali kunjungan dan sekali lirikan. Namun kemudian saya membatin, “Bukan. Bukan karena saya. Ini semua terjadi karena kehendak Tuhan dalam keistimewaan Cafe Ranaloba”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *