Cerita di Balik Berdirinya Tabeite|Sesi 2

SELAMAT ULANG TAHUN KE-1 TABEITE.COM

Loading


Tuagolo

Popind Davianus

_______________________________________________________________________

Sebelum mendirikan Tabeite, saya adalah seorang anak muda yang gagal dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Kumparan.com. Kala itu, Kumparan menyiapkan dana sebesar 2 Miliar lebih untuk siapa saja yang berminat mengelola kumparan dari daerah di seluruh Indonesia, dengan menawarkan konsep apa yang hendak dikembangkan.

Dengan bangga saya menawarkan konsep kepada kumparan tentang media yang santai, tidak berbelit-belit dan yang paling penting tidak memproduksi berita, seperti Tabeite hari ini. Puji Tuhan, saya gagal. Andai saja berhasil, pastinya saya tidak termasuk bagian dari Tabeite seperti sekarang. Atau bisa saja Tabeite tidak pernah ada. Atau mungkin ada tapi dengan nama dan gaya penulisan yang berbeda.

Seperti yang dikatakan Erik Jumpar pada sesi 1 serial ini. Awalnya kami tergabung dalam grup Whatsapp “Blogger Manggarai Timur”, saat itu saya sedang mengelola Kopipait.wordpress.com dan Limelima.com. Jejak saya ditemukan di facebook, kemudian Erik meminta nomor hape saya dan bergabung dalam Blogger Manggarai Timur.

Sebagai laki-laki yang dibuang Kumparan.com, saya menjadi laki-laki pendiam di grup whatsapp tersebut tapi tetap aktif menulis di limelima.com.

Saya mulai nimbrung di grup saat tulisan saya (Jatuh Bangun di Jalan Berlubang Demi Pacar di Manggarai Timur), di limelima.com viral dan Itok Aman yang belum saya kenal asal-usulnya saat itu, membagikannya di grup. Diskusi tentang nama saya pun ramai di sana dan saya menuai banyak pujian.

Banyak diskusi di sana, termasuk yang paling saya ingat adalah membuat blog bersama dengan tujuan memunculkan lebih banyak lagi tentang Manggarai Timur di pencarian Google. Entah kenapa, diskusi yang dimentori Kae Marsel Gunas itu, tidak menunjukkan kemajuan. Hanya sebatas diskusi.

Kabar buruk pun datang dari grup tersebut. Lagi-lagi, saat itu tulisan saya kembali viral. Kali ini tentang Paulus Sopir Oto Kol.

Tulisan yang saya pos di Limelima.com itu dicomot seenaknya oleh beberapa oknum dan ditempelkan pada dinding facebook mereka, tanpa menyertakan nama saya sebagai penulis. Sampailah tulisan tersebut di grup whatsapp sesepuh di Jakarta. Kae Marsel Gunas kemudian membuka diskusi di Blogger Manggarai Timur dan memuji penulis, beserta capture pujian dari beberapa tokoh ternama di Jakarta.

 Di saat saya diam, ternyata Erik Jumpar dan Kae Rosis Hadir yang mengetahui bahwa tulisan tersebut milik anggota grup Blogger Manggarai Timur. Kedua orang ini pun tidak sepakat jika tulisan Paulus Sopir Oto Kol dibagi begitu saja tanpa menyebutkan penulis.  Sedangkan beberapa pihak tidak mempersoalkan tindakan tersebut sebagai pelanggaran, asal tulisannya bisa diketahui banyak orang.

Pendek kisah, kami meninggalkan grup tersebut. Saya kemudian berinisiatif membuat grup baru dengan mengajak Itok Aman dan Erik Jumpar. Tiga serangkai, begitu kami menamai kelompok kecil ini.

Kalau boleh menggunakan istilah keren, Saya, Erik Jumpar dan Itok aman adalah founding fathers Tabeite.com yang sebentar lagi memasuki usia setahun itu.

Kepada Itok dan Erik saya menawarkan konsep media yang gagal di kumparan dan gaya tulisan yang biasa saya lakukan di Limelima.com.  Erik dan Itok mengangguk dan sepakat dengan apa yang saya tawarkan. Fix, saya menemukan dua manusia berbeda dengan isi kepala yang banyak persamaannya.

Berdirilah Tabeite pada 7 April tahun 2019. Banyak cerita menarik di dalamnya. Banyak hal yang saya pelajari dari teman-teman. Karena sifat tulisan adalah serial, maka saya akhiri bagian saya sampai di sini, mengingat yang lain juga butuh bahan tulisan. Nanti akan saya lanjutkan dalam edisi curhat pribadi, dengan mengambil sudut pandang berbeda.

Selamat Minggu Palma.

TTD

Tuagolo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *