Dasar Lelaki Mental Keroyok

Saya membuat tulisan ini mewakili kaum hawa yang pernah menjadi korban lelaki bermental keroyok. Apa itu mental keroyok? Supaya tahu, baca tulisan ini sampe selesai. Sedikit bocoran, lelaki mental keroyok erat kaitannya dengan perasaan, baik perasaan saya maupun perasaan semua perempuan yang pernah menjadi korban, korban perasaan. Cieee…
Sekian lama perasaan ini saya pendam. Jujur, saya sudah tidak tahan lagi ingin meluapkan isi hati saya. Lama dipendam nyesak juga rasanya guys. Untungnya ada Tabeite, media daring tidak penting yang bersedia memuat tulisan saya yang akan menjadi penting untuk kaum hawa. Sedangkan untuk kaum adam? Persetan! Saya siap dihujat setelah kalian baca tulisan ini. Namun saya percaya, lelaki sejati itu tidak pernah tega menghujat perempuan semanis saya. Hehehe.
Lelaki mental keroyok sudah sangat sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya di Manggarai, banyak sekali guys. Lelaki mental keroyok adalah lelaki yang keberaniannya muncul saat rame-rame, sedangkan saat sendirian uh malunya mengalahkan tumbuhan putri malu guys. Kurang lebih seperti itu guys, beda tipis dengan lelaki mental sopi, sama-sama butuh suntikan keberanian. Keberanian yang saya maksud dalam tulisan ini adalah keberanian menghadapi lawan jenis.
Halo pembaca Tabeite yang sejenis kelamin dengan saya, pernah tidak kalian mengalami kejadian menyebalkan gara-gara perbuatan para lelaki mental keroyok. Saya ceritakan pengalaman saya waktu saya tinggal di Kota Ruteng, Manggarai. Saya pernah jalan sendirian, pulang dari kampus. Jangan tanya kenapa saya jalan sendiri, saya memang terbiasa sendiri. Hikz, lupakan. Lalu dari kejauhan saya melihat sekumpulan pemuda sedang duduk nongkrong di pinggir jalan. Suka tidak suka, mau tidak mau, saya harus lewat di depan mereka. Duh malunya. Dengan berat, saya ayunkan langkah kaki. Singkat cerita, saya punya keberanian sudah ada, walaupun sebagian rasa malu masih terus menghiasi sih. Kemudian saya lanjut jalan, biasanya kalau jalan saya selalu tunduk. Eh tiba-tiba “suit.. suit…” Ahhhh…. buangsat!!! Kumpulan lelaki tadi mulai beraksi. Bukan cuma suit-suit, ada juga tambahan kata-kata yang keluar dari mulut busuk mereka. Mungkin bagi mereka adalah biasa saja, tapi bagi saya? Bukannya baper e, tapi begini dengan bisa lewat di depan kalian saja saya sudah sangat bersyukur sekali, lalu kalian seenaknya saja mematahkan usaha keras saya itu. Dasar laki-laki tidak pengertian!
Lanjut lagi ke cerita saya. Keesokan harinya, saya berjalan lagi di jalan yang sama. Ah, ada lagi lelaki yang kemarin sedang duduk di tempat yang sama. Eh tunggu dulu, sekarang cuma satu lelaki. Di mana teman-temannya? Pertanyaan tidak penting saya muncul begitu saja. Siapa yang peduli? Mungkin saja dia jomlo, saat teman-temannya jalan dengan pacar dia bertugas menjaga markas. Hahaha, Iya kah mblo.Ya ya ya. Saya jalan lagi, seperti biasa dengan langkah malu-malu. 1, 2,.. tepat pada hitungan ke-3 saya berada di depan dia. Dan apa yang terjadi saudara-saudara? Hening. Sepi. Saya sengaja memperlambat langkah kaki dan sedikit tebar pesona, pinggul di ayunkan ke kiri dan ke kanan serta mengibaskan rambut. Aeh tetap diam. Tetap sepi. Tidak ada lagi godaan-godaan nackal seperti kemarin. Seingat saya, kemarin dia ini yang paling heboh menganggu saya. Saya kecewa. Kecewa bukan karena tidak diganggu, namun merasa kasihan saja. Ini dia salah satunya. Salah satu lelaki mental keroyok. Sah. Eh kop mental begitu sa kah? Cemen.
Dear lelaki, jangan kalian pikir kalian adalah laki-laki paling berani di dunia ini. Sa mau tanya sebenarnya siapa yang lebih berani? Seorang perempuan yang bisa jalan sendiri di depan sekumpulan lelaki yang sedang nongkrong di pinggir jalan, atau kalian yang berani “suit,suit” perempuan saat rame-rame. Sedangkan ketika ko sendirian tidak berani lagi. Kesimpulannya? Mikir aja sendiri. Hehehe.
Sekian, lelaki mental keroyok. Semoga lebih berani lagi e. Ko gentle sa suka.
Penulis: Im Kartini|Tua Panga|
Dasar lelaki.,,
Eh., lelaki mental keroyok😁😄