Empat Hal Menyedihkan yang Justru Bikin Elar Jadi Istimewa

Kadang-kadang kekurangan jadi keistimewaan (sumber foto dari google)
Krisan Roman |Redaksi
Bukan sebuah rahasia bahwa Elar adalah kecamatan terpencil yang tertinggal. Baiklah, bila kalian tidak sepakat dengan pernyataan tersebut baiknya kalian tidak perlu teruskan membaca. Waktu yang hendak dipakai untuk membaca artikel remeh temeh ini akan lebih berguna, bermanfaat dan berkualitas jika dialokasikan untuk bersiap mengambil nomor antrian pemeriksaan kesehatan jiwa di klinik terdekat atau browsing soal bagaimana kiat-kiat merawat kejiwaan yang mulai bermasalah. Hahae kampungan, baru mulai su maen ancam-ancam ni. Tetap tenang, ini hanya sekadar saran. Selow, Kekasih.
Siapa sih yang tidak tahu Elar? Oke, maksud saya bahkan warga negara sekelas Pak Sandiaga Uno, menteri Parekraf sudah dua kali bikin video yang secara tidak langsung mempromosikan dua tempat wisata berbeda di kecamatan kami. Menteri nih, Boss! Saya akui bahwa hal yang mungkin Mas Sandi tidak tahu adalah wilayah ini tidak sepenuhnya indah seperti yang beliau agung-agungkan dalam rekaman video. Kasihan sekali. Tapi bukan masalah. Intinya promosi tersebut keluar dari mulut seorang menteri yang artinya tentu saja beliau tahu Elar; paling tidak dua lokasi wisata yang dipromosikan tadi. Orang-orang kami jelas bangga mati punya. Demikian juga Elar oleh para tetangga tak dikenal lantaran keindahan; malah sebaliknya, ketertinggalannya. Tapi sekali lagi, hal tersebut sama sekali tidak menjadi masalah, toh bukan fitnah. Yang terpenting kan, siapa sih yang tidak tahu Elar?
Karena kalian sampai di paragraf ke tiga, demikian artinya kalian sepakat dengan pernyataan pembuka di atas. Congratulation Kekasih, kejiwaan anda sehat walafiat. Anyway, Elar memang lebih dikenal soal keterbelakangannya. Yang kenal Elar dari sisi keindahan alam mungkin hanya Mas Sandi seorang. Kasihan sekali, Mas Sandi. Pembangunan infrastruktur di Elar barangkali menjadi yang paling lamban dibandingkan kecamatan-kecamatan sekitarnya, hal yang mustahil Pak Sandi ketahui. Kendati demikian, bukan berarti tidak ada sesuatu dari Elar yang bisa dibanggakan. Tanpa kalian sadari, atau barangkali kalian sadar namun tidak peduli, beberapa aspek yang dianggap sebagai keterbelakangan di Elar justru bikin wilayah ini jadi istimewa. Simak beberapa hal nyata di Elar yang bisa bikin kamu terkagum-kagum dan tercengang dan terhenyak; nomor empat bikin geleng-geleng. Cuakz
1. Berkendara di Medan Ekstrim.
Saat musim penghujan datang, beberapa orang mengamininya sebagai rahmat dan sebagian yang lain menganggapnya petaka. Orang Elar tentu saja tergabung ke dalam kelompok kedua. Elar makin ke sini sejatinya tak jadi lebih baik, apalagi saat hujan. Bukan rahasia lagi bahwa jalanan di Elar bagaikan simulasi neraka yang sesungguhnya. Bahkan mungkin neraka tidak begini-begini amat. Tapi tahukah kalian kalau pengalaman berkendara di jalanan yang tidak mulus ini justru menjadi pengalaman istimewa sebab mustahil kalian dapatkan di tempat lain? Kekasih, dewasa ini di goa mana lagi kalian bisa rasakan pengalaman berkendara seperti saat zaman perang? Kalian akan merasakan sensasi berkendara seperti penjajah yang sedang berpatroli memeriksa daerah jajahannya. Berkendara melintasi jalanan yang rasanya seperti ingin menantang maut tentu saja bisa jadi pengalaman istimewa yang bisa kalian bangga-banggakan di depan teman-teman. Sangat membahagiakan, bukan? Pemerintah pastinya telah melakukan riset sehingga kalau memang bisa dinikmati seperti ini, buat apa lagi ada proyek pembangunan jalan di Elar? Buang-buang anggaran, kan? Masuk akal, sih.
2. Susah Sinyal
Berkeliling kampung mencari jaringan untuk sekadar telfon dan mengakses internet adalah pemandangan yang lumrah di Elar. Dalam satu hari, orang-orang bahkan lebih sering bolak-balik mencari sinyal ketimbang makan dan minum. Meski begitu, bagi beberapa orang kesulitan jangkauan sinyal untuk telfon dan internet malah melahirkan dampak positif. Mereka jadi tidak tahu soal berita-berita palsu yang tersebar di internet. Mereka juga jadi punya lebih banyak waktu dengan orang-orang terdekat sebab tidak terpaku pada layar hape seperti yang kebanyakan orang lakukan dewasa ini. Pokonya tanpa sinyal, banyak sisi kehidupan yang malah jadi lebih harmonis. Memang benar, untuk Elar yang tetap baku sayang, jauhkan jangkauan jaringan internet dan telfon. Jangan sampai ada tower dan segala jenis pemancar sinyal yang berdiri di sini. Tolak, pokoknya tolak segala hal yang merusak nilai-nilai luhur. Sip!
3. Ketiadaan Listrik
Hidup di zaman serba canggih seperti sekarang tentu perlu tenaga listrik sebagai penunjang evektifitas pelbagai kegiatan. Dengan listrik, banyak pekerjaan dapat diselesaikan lebih mudah. Namun kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah banyak penggunaan listrik yang salah. Jika listrik sampai di Elar, bukan tidak mungkin orang-orang kami akan memutar musik dengan volume tinggi sampai larut malam. Hal ini jelas mengganggu warga sekitar. Orang-orang Elar juga bisa saja begadang setiap malam, tidak lagi seperti sekarang yang mau tidak mau mesti tidur lebih awal karena gelap; tak ada penerangan. Hal tersebut jelas tidak baik bagi kesehatan. Pun, kalau listrik masuk ke Elar, apa yang membedakan Elar dengan kecamatan lain? Mau dikemanakan predikat anak tiri yang selama ini melekat? Simpulannya, masuknya listrik boleh jadi merugikan diri sendiri juga orang lain. Terkadang saya berpikir bahwasannya pemerintah menggunakan analisa yang sama sehingga Elar dan Elar Selatan tak diberi listrik sama sekali. Terima kasih banyak. Wilofyu.
4. Tidak Ada Poin Keempat
Sepertinya kalian mulai penasaran, namun poin keempat hanya prank. Ya, prank! Seperti yang dilakukan orang-orang necis itu kepada kami. Menumbar janji berkali-kali lalu diingkari. Sakit hati, kan? Sesungguhnya masih banyak lagi keistimewaan Elar yang belum disebut. Tapi empat itu sudah cukup agar tidak menyulut api cemburu kecamatan lain. Lagi pula saya hanya ingin mencoba bagaimana rasanya jadi prankster seperti orang-orang itu, jadi poin keempat benar-benar tidak ada. Hehe.
Diakui atau tidak, kenyataan-kenyataan tersebut di atas tidak mudah untuk dijalankan. Perlu ketahanan fisik dan mental yang prima. Kecuali bila kalian tidak menetap; datang untuk mecoba, lalu pergi lagi. Bagi kami yang mendiami tanah ini, jelas bahwa semuanya lebih berat dari rindu anggota geng motor yang namanya Dilan itu pada kekasihnya. Namun kami selalu percaya segala sesuatu yang tidak enak pasti ada sisi baiknya, meski untuk menemukan sisi baik tersebut kami mesti berbohong sampai berdarah-darah kepada diri kami sendiri. Saya sadari bahwa pembenaran ini terlalu dicari-cari. Mau bagaimana lagi? Tidak ada alasan lain selain tanah yang kamu tertawakan main-main, mati-matian kami banggakan, meski dengan rasa malu dan sakit hati yang mati-matian pula, Kekasih. Begitu.