Jadi Caleg itu Berat, Kamu Tidak Akan Kuat

Loading


Erik Jumpar|Redaksi

Pemilihan umum sudah usai. Pertama kali dalam sejarah demokrasi bangsa ini, pemilihan presiden diadakan serentak dengan pemilihan legislatif. Tentu kita berharap bahwa semua proses usai pemilihan hingga tahapan pleno oleh KPU berjalan lancar dan aman.

Perjuangan dari kandidat presiden dan tim suksesnya tiba di garis finis. Para Cebong dan Kampret telah mengetahui hasil akhir, meski di sisi lain semuanya mengaku menang, tidak apa-apa, asal semua senang, Cebong dan kampret pun ikut tenang.

Kita berharap Cebong dan Kampret segera akur usai pemilu. Pasalnya lini media sosial kita tercoreng dengan pertengkaran yang adakalanya nirsubstansi, tidak menyentuh persoalan dasar sama sekali.  

Begitu pula dengan apa yang sekarang dirasakan oleh Om dan Tanta Caleg, mereka sudah mengetahui hasil akhir yang hampir sama dengan apa yang dirasakan oleh Cebong dan Kampret garis keras.

Sementara bagi tim sukses dari masing-masing Caleg tengah memasuki masa kejang-kejang. Logika tim sukses adalah memenangi pertarungan. Tim sukses akan disanjung jika menang, ‘dibantai’ jika mengalami kekalahan.

Menjadi calon legislatif bukanlah perkara mudah. Ongkos politiknya terlampau mahal. Jangan ditanya berapa ongkos politik untuk pemilihan legislatif dari Om dan Tanta Caleg. Pokoknya ongkos politik tidak fair jika disandingkan dengan gaya hidup anak kos. Apalagi anak kos yang masih tunggak biaya kos, tapi sok-sokkan ajak ngedate gebetan ke kafe ternama. Terlalu kata Haji Rhoma.

Untuk masa yang akan datang, sebelum anda maju sebagai Caleg, tabeite.com sarankan untuk dipikirkan dengan matang. Jika belum siap secara mental dan finansial, sebaiknya anda mengurungkan niat terlebih dahulu. Menjadi caleg itu berat, seberat Rindu Dilan pada Milea.

Demi meraih kemenangan, Om dan Tanta Caleg akan gencar melakukan sosialisasi. Sosialisasi itu membutuhkan uang. Entah untuk membeli sopi, rokok, dan kopi untuk massa yang datang mendengar reklame, Eh! maksudnya kampanye , juga mencetak baliho yang membutuhkan biaya mahal. Bahkan uang untuk serangan fajar.Ehmm..!!

Musim pemilihan legislatif akan dengan mudah kita temui banyaknya baliho yang terpampang di mana-mana. Wajah Om dan TantaCaleg seakan begitu cepat akrab dalam ingatan kita. Di tepi jalan, di tempat-tempat umum, bahkan di tikungan tajam sekalipun terpampang wajah mereka. Ada juga yang tempel stiker di tiang listrik yang walaupun listriknya padam, asal warna senyum dan bendera partai Om dan Tanta Caleg tetap menyala. Senyum yang khas tampak dalam baliho yang besar, ditambah lagi dengan tagline yang menggugah. Serasa mereka (Om dan TantaCaleg) menjadi motivator-motivator ulung di bumi yang fana ini. Boleh dibilang sebelas-dua belas dengan Mario Teguh.

Buntutnya saat memasuki masa tenang, kita akan memanen baliho yang tadinya terpampang di mana-mana. Senyum manis dari Om dan Tanta Caleg ditertibkan 4 hari sebelum pemilihan. Tidak ada yang tahu pasti dikemanakan baliho-baliho itu setelah ditertibkan.  Sungguh saya tidak habis pikir jika wajah merekadicampakkan begitu saja ke tempat sampah. Jangan sampai itu terjadi. Hadeh..!

Para pembaca tabeite.com yang budiman, menjadi Caleg di mana saja membutuhkan perjuangan yang gigih. Apalagi  jika suatu saat anda menjadi caleg di Manggarai Timur yang nota bene membutuhkan energi di atas rata-rata. Topografi daerah yang sukar untuk dijangkau  serta kondisi jalan yang amat memprihatinkan akan menjadi batu sandungan tersendiri. Perjuangan menjadi anggota dewan pun kian susah. Syukur kalau menang, kalau kalah siap-siap untuk mengikuti terapi di Panti Renceng Mose, Ruteng. Anda siap? Siap, presiden!

Namun Om dan Tanta Caleg biasanya tipe pekerja keras. Mereka tidak cepat angkat tangan. Caleg-caleg di kecamatan Rana Mese, misalnya, mereka tidak peduli dengan kondisi jalan bebatuan dan derasnya aliran sungai Wae Musur. Segala cara akan dilakukan untuk menemui konstituen. Berjuang demi kepentingan rakyat jadi pelecut utama perjuangan, seperti janji-janji manis  pada baliho Om dan Tanta Caleg itu.

Akhirnya, kita akan memperoleh hikmah dari perjuangan Om dan Tanta Caleg. Bahwa untuk duduk di kursi legislatif tidaklah mudah. Butuh perjuangan yang ekstra. Yang mudah itu hanya duduk di kursi pelaminan kemudian mendapatkan ucapan selamat dari teman-teman yang sama-sama berjuang untuk keluar dari jomblo berkepanjangan. Ashiaaaaaaappppppppp…!!!

Sementara untuk yang tidak terpilih, luangkan sedikit waktu untuk banyak- istirahat. Jangan lupa konsultasi kesehatan ke dokter terdekat bila terjadi apa-apa dengan urat dan saraf. Anda pasti menginginkan yang terbaik, bukan? Sama. Walau yang terbaik hanyalah mengucap janji tanpa realisasi sesudahnya. Ketika kondisi kesehatan sudah pulih, sila berbagi pengalaman Anda di tabeite.com tentang untung dan malangnya menjadi Caleg yang gagal. Anda siap? Siap, Presiden!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *