Laga Pekan Suci di Mukun; Tarkam Rasa Liga Champions

Kejutajn-kejutan kecil di lapangan hijau (sumber foto: Dokumen pribadi Araci FC)

Loading


Itok Aman|Redaktur

Laga sepak bola apa yang pernah Anda saksikan secara langsung, bukan dari siaran langsung di media elektronik atau platform digital? Bagaimana euforianya? Apa kesan Anda? Saya sendiri beberapa hari ini menyaksikan langsung pertandingan sepak bola laga pekan suci tahun 2022 di lapangan hijau Mukun.

Untuk menyaksikan secara asyik dan nyaman sebuah pertandingan yang seru dan selalu Anda nantikan penampilan para pemain di satu lapangan yang sama, tidak perlu harus secepat kilat menghafal satu per satu nama pemain. Anda butuh waktu, pun butuh tanggung jawab pemain sendiri untuk menarik perhatian Anda sampai bertanya-tanya, siapa pemain dari klub A dengan nomor punggung sekian, siapa pemain yang paling lucu dengan sering melakukan blunder, siapa pemain yang paling lincah mengutak-atik si kulit bundar, siapa pemain yang paling dominan melakukan tembakan ke arah gawang lawan, pemain tercepat, dan identitas lain para pemain di lapangan hijau.

Laga yang dibuka di masa pandemi atau pasca pandemi ini benar-benar memberikan hiburan yang luar biasa bagi masyarakat. Lihat saja antusias mereka saat datang menyaksikan pertandingan langsung di pinggir lapangan. Teriakan mereka sebagai suporter yang selalu berhasil meningkatkan semangat para pemain.

Lapangan sepak bola Mukun sudah memiliki tribun di bagian utara lapangan. Anda bisa menyaksikan pertandingan dari sana sambil duduk santai menikmati cemilan yang dijual para pelaku UMKM yang membuka stan di sisi lain lapangan seputaran jalan raya lintas Propinsi Ruteng-Elar. Sedangkan di tiga sisi lain lapangan, anda bisa sambil duduk dan berdiri, sambil mengomentari atau mendengar komentar-komentar lucu para suporter juga melirik sisi kiri-kanan Anda untuk mencari target gebetan bagi Anda yang sedang berjuang menemukan jodoh. Sebab, dalam kasus apapun termasuk kasus sepak bola, urusan cinta masih wajib dilibatkan.

Sejak awal pertandingan, satu hal lain yang juga membikin saya pribadi bangga sebagai suporter yang kebetulan “tuan tanah” (anak Manus asli), ialah pergolakan sengit di lapangan tanpa pertengkaran para suporter di pinggir lapangan seperti yang terjadi di Liga-1. Tanpa baku hantam antara pemain yang sering terjadi menjadi semacam tontonan wajib di liga Nasional, juga kecurangan wasit yang selalu menjadi bahan perbincangan norak di Liga-3. Di Lapangan Hijau Sepak Bola Mukun, Anda menyaksikan pertandingan tanpa beban. Selain Anda berkomentar dan berteriak sehisteris mungkin saat perebutan bola terjadi di dekat area gawang, Anda menyaksikan para pemain bak menari di area lapangan dengan menjadikan bola sebagai sasaran utama. Bukan kaki lawan.

Perhelatan seru terjadi sejak awal dibukanya pertandingan hingga hari ini. Hari kelima. Laga Pekan Suci kali ini ada 64 klub yang berlaga. Melebihi klub yang bertarung di Liga Champions demi merebut si kuping lebar. Pertandingan dimulai sejak pagi sampai sore. Orang-orang berbondong-bondong memadati lapangan sejak beberapa menit sebelum pertandingan pertama kali dimulai. Dijamin Anda betah berada di pinggir lapangan, selain remaja ganteng dan cantik penduduk asli Paroki Mukun, ada juga remaja cantik dan ganteng yang sengaja datang berkunjung untuk menyaksikan keseruan pertandingan.

Di Lapangan Hijau Mukun, tidak ada El Clasico. Tidak ada derby Manchester, atau derby Milan. Tetapi permainan seru yang kian sengit terjadi di setiap pergantian klub-klub yang bertanding. Anda bisa saja datang dengan satu tujuan, yaitu mendukung klub dari kampung Anda berasal. Tetapi ketika Anda sampai di lapangan, dengan menyaksikan tarian indah dari setiap pemain mengolah bola yang asyik dan lentur membuat Anda tidak peduli klub asal mana yang bertanding lantaran warna permainan yang tentu keseruannya meningkat dari detik pertama hingga menit ke sembilan puluh dan menit-menit tambahan yang selalu berkesan krusial. Yang membuat Tarkam rasa Liga Champions itu ketika Anda terlibat langsung menyaksikan pertandingan secara dekat di depan mata kepala Anda. Lebih sensasional ketimbang hanya menonton Liga Champions lewat streaming maupun siaran televisi.

Para wasit yang juga memimpin pertandingan. Mulai dari asisten wasit hingga wasit utama, semuanya memiliki basic guru olahraga di kampus-kampus ternama di Indonesia. Bukan wasit abal-abal. Bahkan ada di antara mereka yang memiliki sertifikat wasit – yang dengan sungguh mengikuti kursus kepelatihan menjadi wasit profesional. Sehingga jangan diragukan lagi jika pertandingan berjalan dengan lancar, nyaris tak ada komentar buruk dari para supporter tentang sikap dan tindak wasit saat mengambil keputusan di lapangan. Sebab wasit yang ada, ialah mereka selalu update tentang peraturan bola standar FIFA yang dinamis dari waktu ke waktu.

Terlepas dari berbicara tentang serunya pergolakan merebut bola di dalam lapangan. Hal menarik lain selain sportivitas semua penonton dan pendukung, ialah mobilitas penduduk yang meningkat juga menyita perhatian. Ada warna baru selama laga berlangsung hingga hari final yang tentunya kian seru. Selain itu juga, perputaran ekonomi warga Mukun meningkat dan sangat membantu pegiat UMKM di seputaran Mukun. Di lapangan hijau Mukun, ada solidaritas yang hidup. Pelaku UMKM merasa terbantu sekali.

Di sini saya dan Anda kian paham, selain sebagai sarana olahraga dalam sepakbola, di sana juga ada kemanusiaan, ada cinta, dan makin banyak efek positif lain yang luar biasa. Termasuk membantu perekonomian warga sekitar tempat turnamen digelar.

Dari sepakbola juga Anda bisa paham, soal mengejar bola dan mengejar seseorang yang Anda cinta. Kadang Anda yang dapat, kadang juga orang lain yang dapat. Anda tidak ditikung di lapangan, tapi bisa jatuh saat disenggol dalam perebutan bola. Bahkan, Anda perlu pasrah ketika bola keluar lapangan atau sudah di tangan penjaga gawang. Anda hanya punya peluang merebutnya ketika bola itu bebas bergelinding di kaki lawan atau berputar di udara. Demikian pun jodoh, jangan kejar berlebihan saat sudah di tangan orang apalagi sudah ada cincin emas yang melingkar di jari manisnya. Jangan kejar jodoh orang! Sebab pelanggarannya tak seringan ketika Anda diberi sanksi kartu kuning dan merah.

Akhir kata, jika Anda datang menonton pertandingan di Lapangan Mukun, datanglah menonton pertandingan dengan asyik. Pulanglah dengan senang hati dan membawa kesan yang baik. Beri warna baru yang menyenangkan bagi kami dan suporter lain. Utamakan sportivitas, tingkatkan persaudaraan. Agar dari awal hingga berakhirnya pertandingan, ada cerita tentang cinta dan sukacita di balik perhelatan merebut bola yang harmonis dan damai. Tetap patuhi protokol kesehatan sesuai anjuran panitia. Jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Ttd; Penikmat sepakbola Pekan Suci 2022 di Mukun, yang setia duduk di samping bench kedua klub yang ditetapkan panitia pertandingan.

1 thought on “Laga Pekan Suci di Mukun; Tarkam Rasa Liga Champions

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *