Manuver Supra-X 125 Saat Antar Jemput Pacar di Lehong

Loading


Popind Davianus|Redaksi

Kalau bukan warga Manggarai Timur, tentunya Bapak, Ibu, umat beriman tidak akan pernah paham tentang Lehong. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang aduhai ini saya ingin memberi gambaran tentang Lehong. Perhatikan dengan saksama dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Lehong merupakan sebuah lokasi di dalam Kota Borong yang dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Manggarai Timur. Kalau saja Bapak dan Ibu ingin berurusan dengan pemerintah di Manggarai Timur, maka pergilah ke Lehong, semua pelayanan berpusat di sana.

Sebagai warga Manggarai Timur, tentunya saya bangga pada pendahulu di daerah ini. Mereka telah mewariskan tata kota yang keren dengan letak perkantoran terpusat. Hal ini seyogyanya memudahkan masyarakat saat berurusan dengan pemerintah. Terlepas dari apakah pelayanan yang diberikan pemerintah sudah maksimal atau belum. Jawaban atas kepuasaan pelayanan pemerintah bisa ditanyakan langsung pada warga Manggarai Timur.  

Nah, di Lehong inilah pacar saya bekerja. Dia menjadi salah satu pegawai di kantor pekerjaan umum dan perumahan rakyat alias. Dinas tempatnya bekerja lebih familiar disebut PUPR. Infrastruktur jalan, irigasi, MCK, perumahan rakyat dan lain-lain menjadi tanggung jawab mereka.

Sebagai seorang pegawai baru, pacar saya hanya mengandalkan Supra-X 125 warisan orang tuanya ketika berkantor. Sebuah sepeda motor bebek pabrikan Honda yang batok lampunya sering meresahkan pengendara. Namun, hingga hari ini pacar saya masih setia dengan motor butut tersebut. Sepertinya dia sudah terlanjur falling in love pada Supra-X.

Sebagai seorang laki-laki baik dan setia, saya kerap kali terlibat bersama Supra-X tersebut dalam rangka antar jemput pacar dari dan ke kantornya di Lehong. Patut diakui bahwa di samping batok lampunya yang meresahkan, Supra-X memiliki manuver yang tidak main-main di jalanan hotmix maupun jalan berlubang.

Soal akselerasi, Supra-X memiliki keunggulan di kelasnya, transmisi manualnya lumayan lembut untuk menambah kecepatan saat istri, eh maksud saya, saat pacar dalam keadaan terlambat masuk kantor. Selain itu, Supra-x sangat tangguh dihadapkan dengan medan Manggarai Timur yang mendaki dan berliku-liku. Dengan sistem transmisi manual, kita bisa memaksimalkan tenaga mesin sesuai kebutuhan.

Pada jalan yang agak ekstrem, saya biasanya menggunakan transmisi dua dengan tarikan gas yang cukup tinggi, selain memaksimalkan tenaga mesin, dengan kecepatan tinggi harapannya pacar akan memeluk tubuh saya dengan erat demi menjaga keseimbangannya sebagai penumpang.

Hal lain yang saya suka dari Supra-X 125 milik pacar adalah pelek dimensi 17 inch yang membuat saya tidak ragu untuk berlari dengan kecepatan tinggi di tikungan. Peluang untuk menyalip perempuan tangguh koperasi harian yang nyalinya tidak ciut menjadi semakin besar. Belum lagi suspensi motor bebek cukup empuk jika sewaktu-waktu ada sesuatu yang menghadang di jalanan. Dalam konteks kota Borong Sesuatu yang biasanya menghadang di jalan  adalah anjing-anjing yang berkeliaran.

Walau motor butut, Supra-X milik pacar saya masih bisa bermanuver. Di sisi lain, motor tersebut sangat hemat kantong karena irit bahan bakar. Sekali tangkinya diisi full, pemakainya bisa dua sampai tiga minggu, sudah terhitung jalan-jalan sore mengintari kota Borong sambil mencari mie ayam atau tembang Borong.

Jika hari ini banyak perempuan kantoran mengandalkan motor matic keluaran terbaru, bagi saya mereka bukan perempuan idaman. Ketahuilah, hanya perempuan dengan motor Supra-X yang bisa tabah pada berisiknya suara batok lampu saat berkendara dan hanya perempuan dengan motor Supra-X yang mampu menikmati suara pedal saat mengganti transmisi, tek tek tek kurang lebih seperti itu bunyi yang ditimbulkan saat dia mengoper gigi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *