Media Boleh Mengaitkan UNIKA St Paulus Atas Kasus Pembuangan Bayi, Tapi Jangan Berlebihan

5

Loading


Edisi Redaksi|Penulis: Im Kartini|

Sebagai anak rantau, tentu saya selalu mengikuti perkembangan atau info-info terbaru yang terjadi di tanah kelahiran. Dari berita gembira seperti tentang Nana Betrand hingga berita duka seperti yang baru saja terjadi, yakni pembuangan bayi. Berita pembuangan bayi inilah yang sejak beberapa hari lalu  mengguncang kota Ruteng dan sekitarnya. Untuk mendapatkan berita-berita ini mudah saja, Guys, saya tinggal stay and scroll saja di beranda FB pasti dengan sendirinya link-link berita tersebut muncul. Zaman sekarang kan pengguna FB hobinya ngeshare. Apalagi berita yang agak melenceng dari norma pasti cepat viral dibandingkan berita yang biasa saja di mata netizen +62. Iya kan? Iya iya iya.

Setelah beberapa hari menjadi teka-teki dan membuat kita semua bertanya-tanya akhirnya kasus pembuangan bayi tersebut berhasil diungkapkan. Pelaku berinisial ini berasal dari kampung ini dengan cepat muncul di berbagai berita yang juga muncul di beranda FB saya. Ngeri portal-portal media daring ini, gerak cepat. Salut untuk kemajuan informasi daerah Manggarai, saking majunya sampe tidak bisa direm, gas terus, tidak peduli dengan efek yang timbul. *Huufft..!!!

Begini, pada berita yang muncul mengenai si pelaku ini, penulis berita tidak pernah lupa menyematkan nama sebuah lembaga. Seperti pada kasus ini nama lembaga civitas akademika UNIKA Santu Paulus Ruteng sebagai tempat si pelaku mengenyam pendidikan menjadi kata kunci pada setiap berita yang dihadirkan ke publik. Bahkan hingga Fakultasnya pun ikut dibawa-bawa. Nah, efeknya apa, Guys? Yang menjadi sorotan utama bukan lagi si pelaku namun lembaga terkait. Nama lembaga menjadi terkenal ke seluruh Indonesia. Yah, memang menjadi terkenal itu baik, namun jika terkenal karena kasus seperti ini tentu tidak lagi menjadi berita gembira untuk kita semua. *Sedih aku tah, Kesa.

Sebagai alumni, saya sebenarnya memilih untuk diam dan cukup membaca juga mendengar informasi yang disebarkan itu. Kami tidak perlu baper dengan berita yang terang-terangan membawa nama civitas akademika UNIKA kebanggaan Manggarai Raya ini. Akan tetapi, kita perlu bertukar pikiran untuk sesuatu yang lebih baik dalam membaca kasus. Apakah ada yang pantas atau tidak untuk dihubungkan dalam sebuah kasus? Kita perlu mendiskusikan ini.

Sebagai alumni juga, saya sedih. Pasti. Bagaimana mungkin lembaga yang disorot sedangkan tindakan pembuangan bayi tersebut adalah murni tindakan personal. Saya masih ingat dan paham betul tentang peraturan kampus yang tujuannya untuk meminimalisir kejadian ‘hamil di luar nikah’. Yang hamil atau ketahuan hamil wajib cuti. Jadi kalau kau tidak mau cuti jangan hamil di luar nikah, dan kalau kau mau hamil cuti dulu. Gampang, kan? Bukan cuma itu, kegiatan kerohanian untuk memperkokoh iman gencar dilakukan di dalam bahkan di luar kampus. Jadi, dalam hal ini UNIKA Santu Paulus Ruteng sudah sepantasnya kita acungkan jempol. Tidak perlu kita ragukan lagi, Gius. Eh, Guys. Cukup mantan brengsek saja yang pantas kalian ragukan.

Jadi, sangat disayangkan sekali judul-judul berita yang muncul itu seperti begitu menyoroti lembaga pendidikan. Sementara itu peran si pelaku utama menjadi tersamarkan. Untuk apa bawa-bawa nama kampus hanya karena salah satu mahasiswinya melakukan tindakan tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Ingat! Itu tindakan bukan di dalam kampus, bukan pula pada saat jam kuliah, apalagi atas persetujuan kampus.  Saya ambil contoh salah satu judul berita yang bunyinya begini “Mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng Menjadi Tersangka Kasus Pembuangan Bayi”. Apa hubungannya dia membuang bayi dengan kampus? Berbeda kalau begini “Mahasiswa UNIKA Santu Paulus Ruteng Berhasil Menjuarai Olimpiade Matematika”. Ya jelas kaitannya erat sekali dengan kampus. Tolonglah! Jangan mengaitkan sesuatu yang tidak mungkin terkait, jangan menyatukan sesuatu yang mungkin bersatu. Sama halnya jodoh, tidak mungkin kau paksa doi jadi kau punya jodoh jika takdir berkata lain. Asiyaapp…!!! Atau karena si pelaku (kebetulan) kuliah di UNIKA. Begitu? Hm…!

Di balik semua kekeliruan media yang mungkin secara tidak sadar dilakukan, harapan saya kita sebagai pembaca mesti cerdas menanggapinya. Jangan terbawa suasana. Kita harus tetap paham inti dari setiap kasus serta pihak-pihak mana saja yang menjadi pelaku utama. Intinya begini jangan tersugesti oleh judul berita, wahai pembaca yang cerdas, cantik, ganteng, dan baik hati. Sini peluk. Hehehe. 

Selebihnya, saya mengajak pembaca Tabeite dan seluruh masyarakat Manggarai Raya untuk bekerja sama dengan pihak kampus, dan juga pihak kampus bekerja sama dengan wartawan untuk saling bersosialisasi dalam memberitakan kasus-kasus yang berkaitan dan tidak berkaitan dengan kampus. Demikian wartawan jangan hanya menyorot ibu dari bayi yang dibuang, laki-laki yang sumbang sperma ke perempuan itu kenapa tidak diberitakan? Atau karena sulit ditemukan? Malas mau cari tahu? Jangan jadi wartawan kalau sudah tidak adil dan tidak semangat mencari data yang faktual dalam menulis berita, Kakak Ganteng. Sekian!

Bravo Alma Mater tercinta, UNIKA Santu Paulus Ruteng.

5 thoughts on “Media Boleh Mengaitkan UNIKA St Paulus Atas Kasus Pembuangan Bayi, Tapi Jangan Berlebihan

  1. Masih dalam proses untuk mengungkap siapa ayah dari bayi tersebut kae terganteng,.hehe..
    Masih dalam tahap pendekatan dgn terdakwa untuk sesegera mngkin mengungkap ayahnya dan bersama siapa ia melakukan hal trsebut..
    Tapi utk lebih jelasnya kae,ada beritanya di media2 local kita mengenai kemungkinan kenapa ibu dari bayi trsebut enggan meberi tahu ayah bayinya trsebut…tabe

  2. Betul sekali,. Krn yg bermasalah bkn kampusnya tapi individunya. Alangkah baiknya pihak yg menulis berita tdk perlu mencantumkan nama kampus seperti itu.
    😊😊😊😊😊

  3. Kenapa kampus takut disoroti soal kasus ini? Dari kasus ini Kampus harus Berbenah diri, dan tengok kedalam.

    Kasus di UNIKA, bukan hanya soal ini, tetapi ini salah satunya yang terungkap.

    Masih banyak kasus kasus yang lain yang lebih ” MIRIS” dari ini.

    Misalnya, Mahasiswa yang di ” Mangsa” oleh dosennya sendiri.

    Apakah ini perlu diungkap juga??

    Kampus UNIKA harus berbenah.

  4. Mantap kae….
    Hemat saya inilah yg kita namai dengan disorientasi makna…Ada kecenderungan penulis(wartawan) utk pergi meninggalkan substansi daripada sebuah peristiwa..

    Salam Akhal sehat..
    Sy tidak mengenal Anda, rupa pun nama🤣🤣
    Tapi yg pasti sy kenal adalah kualitas nalar berpikir yg begitu tajam..mungkin setajam tombak yg digunakan motang Rua saat melawan Belanda. 🤣🙏

  5. Betul itu, pa, kasian kampusnya terbawa, krn ulah oknumnya ketika berada diluar kampus, sayang memang sellau org tanya oknumnya siapa, kuliah di mana? Atau kerja di mana, ketika tahu predikatnya, maka itu yg sllu menjadi sasaran, seolah olah kelemahannya ada pada lembaga, ya,.. kita berharap tdk ada lagi kejadian speryi ini, klo pun ada yg hamil diluar nikah tanggungjawablah, kan wktu buatnya dgn sadar dan tau akibatnya, kalo blm siap jgn buat, tahan itu nafsu ( maaf) kasar krn kesal, … Coba kau kasi org utk pelihara,… Sy pribadi dgn ibu siap terima yg seperti itu, krn anak sy cuma satu, bukan berarti, mau memberi peluang, tdk!! Itu soal nyawa, manusia, citra Allah, Syaloom,

Tinggalkan Balasan ke eduardus Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *