Memang Kenapa Kalau Perempuan yang Tembak Laki-laki?

0

Loading


Im Kartini|Redaksi

Dari judulnya saja, kalian sudah bisa menebak isinya kan? hayo lah laki-laki, jujur dong!! Saya tidak mau rahasia-rahasian. Jangan ada rahasia di antara kita. Kali ini saya akan membahas tentang tembak-menembak. *Cekidot.

Pernahkah kalian, Nona-nona manis yang kadar manisnya tidak lebih dari saya, tembak (ungkap perasaan) ke laki-laki duluan? Tembak maksudnya menyatakan perasaan atau ajak jadi pacar begitu. Kalau pernah, angkat topi buat kalian. Salam hormat!

Memang kenapa kalau perempuan yang tembak laki-laki duluan? Anggap saja bagi tugas toh. Kau yang bertugas ajak dia pacaran, sedangkan dia melamar dan melunasi belis nantinya. Bukankah tugas sebagai perempuan lebih ringan.

Ajak laki-laki pacaran itu minim biaya, jika tembak lewat chat, kuota yang kau habiskan tidak sampai 1 giga, kecuali kalau kau pakai trik gombal ala Ata Halilintar yang tidak ada habis-habisnya itu. Eh maksud saya Wira Nagara. Tahu kan, stok gombalnya bisa berbab-bab, dan dijamin kuota habis.

Kalau positif diterima, selanjutnya ajak makan dan harus dia yang bayar. Ajak dia jalan dan dia yang tanggung bensin. Sebagai perempuan kita jangan ragu-ragu buka mulut dan berkata ko sap pacar yang paling baik su!!

Terlalu berlebihan kalau saya bilang ini salah satu bentuk emansipasi. Angap saja ini bagian kerja sama agar tugas laki-laki menjadi lebih ringan. Menembak perempuan itu berat. Belum lagi jika ditolak, bisa bikin tidak tidur dua hari dua malam. Kan enak kalau perempuan saja yang tembak, peluang jadiannya pun besar. Karena berdasarkan survey pribadi; laki-laki itu tidak pernak menolak perempuan. Apalagi yang cantik macam saya? tanya saja sendiri ke mantan saya kalau tidak percaya.

Hal positif lainnya jika perempuan menembak laki-laki adalah, mengurangi angka kemiskinan jomlo di Indonesia. Kalau memang bicara Indonesia terlalu luas, biar kita persempit lagi dengan memikirkan nasib para jomlo di daratan Flores.

Kelanjutan dari survey pribadi saya tadi didapatkan data bahwa, jumlah jomlo sudah hampir sama dengan banyaknya sampah yang bertebaran di kota kita tercinta. Kalau sampah butuh tempat sampah, maka jomlo butuh pasangan. Nah, pasti kalian semua tidak mau berlama-lama menjadi jomlo, juga tidak mau disama-samakan dengan sampah yang sekian lama tidak diperhatikan oleh pihak berwenang.

Oleh karena itu, mari kita tembak saja! *

Ciehhhh. Memangnya mau terus-terusan menunggu dia yang tembak, menunggu dipilih, menunggu dipungut. Kalau saya paling tidak suka menunggu e. Apalagi mau kasih kode. Kita sibuk kode-kodean, eh dia malah asyik dengan yang lain.

Mari mengubah cara berpikir kita selama ini yang menilai tabu setiap perempuan yang menyatakan perasaan suka terlebih dahulu kepada laki-laki. Perempuan punya hak untuk agresif kepada laki-laki. Bukan agresif di tempat tidur yah, agresif dalam arti sempit, menyerang laki-laki agar laki-laki menerima perasaan yang sedang kita utarakan.

Pengalaman dalam mengejar laki-laki ini menjadi tulisan kebanggaan saya kalau ada yang mau saya tembak harap segera menyetor nomor telepon di kolom komentar. Selama ini saya bosan menolak laki-laki, mau tahu juga sensasi ditolak laki-laki. kikuk kikuk.

Eh, jangan terlalu serius. Santuy, kamu sudah cuci pakaian atau masih di atas kasur? Dasar kaum rebahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *