Menariknya Tulisan pada Mobil-mobil di Flores
Infrastruktur di Flores akhir-akhir ini mulai membaik. Hal ini tidak terlepas dari niat baik pemerintah memeratakan pembangunan hingga ke pelosok-pelosok. Apabila menengok kembali masa lalu, masa di mana Bapa Mama kita masih muda, jalan raya di Flores sungguh aduhai buruknya. Angkutan pedesaan saat hendak pergi ke lain hati tempat alias perkotaan, diharuskan membawa dedak. Jika tidak, siap-siap semua penumpang menjadi konjak. Menanggalkan sandal, masuk ke kubangan lumpur dan bersama-sama mendorong mobil agar keluar dari kubangan lumpur. Asyik sih.
Makin ke sini infrastruktur makin membaik, termasuk salah satunya jalan. Walau tidak baik-baik amat sih, tetapi jika dibandingkan dengan saat Bapa Mama kita masih muda, kondisi jalan sekarang tentu lebih baik. Jalan yang semakin baik ini berimbas kepada mudahnya akses tranportasi ke banyak tempat. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi masyarakat juga semakin membaik. Pendistribusian hasil komoditas petani ke kota semakin mudah, pun pendistribusian kebutuhan petani dari kota juga demikian. Jangan lupa juga, karena kondisi jalan semakin baik, abang tukang bakso sudah masuk ke kampung-kampung membantu menghabiskan uang “kita para pecinta kuliner.”
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Flores yang semakin membaik berbanding lurus dengan penambahan jumlah mobil yang semakin tinggi. Kalau tidak percaya, coba berdiri di lampu merah mulai hari ini sampai beberapa tahun yang akan datang. Kebohongan paling tolol jika Anda mengatakan mobil yang melintas di lampu merah, itu-itu saja. Atau ke kantor SAMSAT dan minta data pemasukan pajak kendaraan dari tahun ke tahun apakah ada peningkatan atau tidak? jika tidak, berarti masih banyak kendaaran berkeliaran di jalan yang berkasnya belum dicabut. Maka bagi kalian yang membeli mobil dari luar Flores segera urus cabut berkas agar pajaknya masuk ke kas daerah. Atau bisa beli mobil bekas di Tuagolo tabeite, belio jual mobil bekas sekaligus cabut berkas. Pembeli tidak ribet!!!
Kala jumlah mobil di Flores semakin banyak, ada hal yang patut untuk dibicarakan lebih serius. Mobil di Flores biasanya dipreteli dengan ragam aksesoris. Dibilang norak juga tidak. Dibilang kreatif, bisa iya bisa tidak.
Pada mobil yang sudah dipreteli ada ragam tulisan yang menarik nan-menukik sampai ke dalam kalbu, bahkan terkadang membuat kita mengernyitkan dahi sejenak. Kalau mau boleh jujur, hampir semua tulisan yang terpampang pada mobil menarik mata para pengguna jalan raya, iya to?
Tulisan yang entah ditulis saat sadar atau saat sedang kepincut rumput tetangga yang lebih subur tumbuhnya, sungguh tulisan-tulisan tersebut menarik mata saya sebagai pengguna jalan raya yang boleh dibilang melek literasi. Kerap kali saat sedang memacu roda dua, mata saya tertuju untuk membaca tulisan-tulisan pada mobil yang lewat. Ada perasaan haru saat melihat imajinasi Om Sopir, ada rasa yang membuat saya senyam-senyum sendiri tidak jelas bak seorang anak muda yang sedang jatuh hati dengan si doi. Ada juga rasa untuk kembali ke pelukan mantan, kalau ini tidak boleh, saya saja yang belum move on.
Dalam suatu perjalanan menuju Sita desa Sita kecamatan Rana Mese kabupaten Manggarai Timur, saya dengan seorang kawan membuntuti sebuah mobil angkutan barang. Mulai dari kampung Mareng hingga di kampung Wae Tegel, kami membuntuti mobil tersebut bukan karena berniat buruk mengambil barang yang diangkutnya, tetapi kami hanya tertarik dengan tulisan pada alas lumpurnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, saya kemudian mengambil hape vivo pemberian mantan yang kurang ajar itu untuk menjepret tulisan pada mobil tersebut. Bayangkan sahabat Tabeite, di mobil yang entah pemiliknya siapa, datangnya dari mana, bosnya siapa, ada tertulis nama seorang terkemuka pada masanya dari negara Jerman; HITLER. Hitler Bro dan Sis, bukan Moni apalagi Aleksius. Kalau Aleksius itu sap nama, tolong jangan ditulis pada mobil mainan, tiang listrik apalagi di pohon jati putih. Jangan!
Dilansir dari Wikipedia yang baik hati, rajin menabung dan tidak pelit ilmu, Adolf Hitler adalah seorang politisi Jerman dan ketua Partai Nazi kelahiran Austria. Ia menjabat sebagai kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust. Eh, apa Anda sebelumnya mengenal lebih jauh tentang Hitler? Saya sih tidak, dan kalau mau bicara jujur, pengetahuan saya tentang Hitler di bawah rata-rata. Saya searching Hitler di mesin pencarian saja gara-gara itu Om Sopir yang tidak tahu malu. Hadeh!
Masih tentang Hitler, dilansir dari Tagar.id, Hitler tidak terlahir sebagai tiran brutal. Ia menjadi seorang tiran karena kehidupan Hitler menemukan jalan menuju kehancuran. Ia menjadi presiden terkejam sepanjang sejarah.
Di sekolah dasar, Hitler adalah anak yang pandai dan populer. Di sekolah menengah ia mengundurkan diri secara psikologis, lebih memilih untuk melakukan kembali pertempuran dan Perang Boer daripada belajar. Dia meninggalkan sekolah tanpa kualifikasi.
Aeh, Hitler memang sejak kecil suka cari gara-gara, pantasan di usia tuanya berkelakuan begitu. Lalu, saya berpikir lebih jauh, apa sih untungnya mobil angkutan barang di Flores itu menulis nama seorang presiden militer terkejam itu? Apa faedahnya setelah nama seorang tokoh terkemuka dari Jerman itu tertulis pada alas lumpur mobil tersebut?
Akhirnya, saya bingung untuk menarik kesimpulan. Barangkali gara-gara nama Hitler pada alas lumpur akan membuat pengguna jalan yang lain merasa segan untuk menyalip mobil itu? Atau Om Sopir dengan sengaja menulis nama Hitler supaya lumpur ogah menempel pada alas lumpur? Saya dan seorang teman yang membuntuti mobil itu saja takut untuk menyalip setelah melihat nama Hitler tertulis dengan jelas. Ya, kami takut diketok dan ditembak, apalagi kami belum menikah sama sekali. Begitu.
Penulis: Erik Jumpar|Tuapanga|