Mie Seribu dan Ale-ale Beku tidak Berlaku di Tengah Pandemi COVID-19

0

Loading


Apek Alfres|Redaksi

Heiiiloo, yang suka bikin wkwkwk dan jatuh cinta dalam tujuh detik. Tuhan memberkati kalian. Jangan panik, tetap stay home, tahan rindu, dan tahan banting ee.

Masa kecil memang menjadi masa yang paling menyenangkan. Tanpa pakai celana pun tidak apa-apa. Semua hal aman-aman saja. Menelusuri bumi yang indah tanpa beban. Jika lapar tinggal makan, jika kotor tinggal merengek kemudian ibu yang mandikan. Anugerah terindah yang pernah dilewati memang tah. Penuh warna-warni; pelangi kehidupan.

Apakah teman-teman pernah makan Mie Seribu? Jika pernah alhamduliilah, jika belum pernah artinya masa kecil Anda kurang bahagia. Menarik sesungguhnya, Teman-teman. Kok namanya Mie Seribu. Yang mungkin suatu saat atau sekarang harganya sudah dua ribu rupiah. Apakah namanya akan tetap Mie Seribu? Itu tergantung anak zaman now yang masih kecil itu. Jika mau mengekalkannya dengan nama lain terserah mereka, toh. Berbeda dengan kita yang mungkin sebagian kenangan masa kecilnya diwarnai oleh Mie Seribu. Tidak ada nama lain suu. Hanya itu, bukan only you. Ckckck…

Teman-teman pasti ingat dulu waktu SD, dengan bangganya kita berseragam merah-putih, bergerombol, canda tawa, saling ejek, pergi menuju kios dekat kompleks sekolah hanya untuk beli Mie Seribu, tambah dengan Ale-ale dingin atau beku, eee kawan ee itu su hidup itu, paling “kenangan” su. Surga sementara ee.

 Saya curhat sedikit ee, dulu ketika saya menangis di rumah, menangis sejadi-jadinya, pokoknya menangislah, bagaimana pun caranya saya harus menangis dan akhirnya saya menangis, Ibu saya langsung kasih uang dua ribu ee. “Pergi sana, beli Mie Seribu dan Ale-ale beku”, bentak Ibu penuh amarah. Ibu memang tahu cara terbaik untuk membahagiakan anaknya, dalam kondisi apa pun. Hanya jangan sampe air mata ibu jatuh gara-gara kenakalan kita ee. Buat dia bahagia. Walapun sejengkal, tetap dia akan bangga. Terlalu banyak nasihat saya ii.

Mendengar perintah dan amarah kecil dari Ibu, langsung lari kencang, gesit dua kali lebih cepat dari biasanya, super boy memang, biar terantuk batu dan jatuh berkali-kali tidak akan menangis, hanya karena Mie Seribu dan Ale-ale. Aduu Mori ee.  Jujur, teman-teman, saya tulis ini sembari tertawa, tidak menyesal juga, karena memang itu paling top dan keren pada masanya. Tak terbantahkan kerennya. Jadi ingin ulang masa kecil lagi. Hisss…

Itu baru sepenggal kisah saya, Teman-teman. Mungkin ada yang lebih menghibur dan menginspirasi. Tapi jangan cerita di sini eee, kalau ada yang lucu dari kenangan tempo doloe itu silakan tertawa sendiri saja. Kita berbangga saja, bahwa kita pernah melewati dan mempunyai kenangan semacam itu. Benar kata orang, kenangan itu abadi. Termasuk Mie Seribu dan Ale-ale selalu di hati gueee meennn. Walapun di hati dia sudah ada yang lain. Hiisss…

Sampai di sini, apakah Teman-teman merasakan sesuatu yang berbeda sekarang ini? Setiap orang merasa tidak menyenangkan. Apalagi kanak-kanak tidak bisa menikmati masa indahnya.

Sekarang su berbeda. Kondisi dan situasi membuat kita terjerat bahkan situasi mencemaskan menyelinap di mana-mana. COVID-19 menjadi luar biasa menakutkan. Sedih sekali teman-teman. Kita ke-mana-kan kenangan Mie Seribu dan Ale-ale yang membuat masa kanak-kanak menjadi berharga. Diam di rumah saja? Ya, kita semua mesti di rumah dulu. Solusi yang tepat untuk memutuskan rantai penyebaran COVID-19 sialan ini. Semua pihak mesti mengambil peran dalam hal ini. Peran keluarga menjadi kunci. Menggantikan kenangan Mie Seribu dan Ale-ale dengan apa misalnya. Menceritakan dondeng, nonton konten-konten positif, pokoknya lakukan suatu hal yang membuat potensi anak-anak terus berkembang.

Juga anjuran dokter yang sebaiknya tidak meminum minuman dingin, sebab virus Corona lebih bertahan dan mudah bekerja dalam tubuh apabila kita mengonsumsi makanan dan minuman dingin. Sebaiknya minum air hangat. Ale-ale beku dan minuman-minuman dingin di kulkas, disimpan dulu. Setelah wabah ini berlalu, mari kita mainkan perananan untuk minum minuman dingin di tengah panasnya terik mentari dan panasnya hati melihat dia berdua dengan yang lain.

Setelah tertawa sendiri sembari mengingat kenangan masa kecil, saya baru tahu ternyata nama sesungguhnya dari Mie Seribu adalah Mie Sejati dan Ale-ale masih Ale-ale, kok. Sekian!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *