Ngopi: Sore-Sore, Hore-Hore, dan Bukan Hal yang Biasa Saja

0

Ngopi; Ngobrol Pakai Hati (Foto: Dokumnetasi Pribadi)

Loading


Apek Afres| Redaksi

Sore-sore, hore-hore, kami bicara yang tidak bertele-tele. Bukan Ikan Lele, tetapi filosofi kopi sore. Kami bercerita tentang Ikan Hiu yang tidak pernah I love you, bicara tentang Lumba-lumba yang suka pura-pura. Itulah ngopi, bukan sekadar menebar sensasi, ada substansi yang menjiwai kepulan-kepulan suara hati. Gara-gara ini percakapan tidak ada akhir yang pasti. Justru yang mencolok adalah titik fundamental dari sebuah rasa yang pernah dikecewakan, rindu yang dihambur-hamburkan begitu saja, dan mungkin juga janji-janji yang tidak pernah usai dirangkai. Itulah basa-basi awal yang sulit menentukan garis pinggir dan tepi akhirnya. Selanjutnya ehem saja ee.

Beberapa hari lalu saya dan beberapa kawan dari beberapa daerah ngopi bersama di Angkringan dekat kos saya. Tidak lebih, juga tidak kurang kami suka basa-basi saja. Celoteh-celoteh ringan di sore hari itu memberi kami celah untuk menentukan suatu sisi cacat, menentukan apa yang harus kami catat, dan apa yang mesti kami buat. Tidak saling menasihati atau saling menggurui, tetapi berbagi cerita-cerita masa lalu yang bukan lagi perhitungan waktu dan angka-angka melainkan suara kesendirian yang bisa diseduh bersama serentak bisa di “HAHAHAH” bersama. Sesama kawan memang suka becanda. Jancoo memang.

Kami kumpul di Angkringan tepat pukul 16.00 WIB. Langit masih saja kasmaran. Tidak ada siapa-siapa. Raut senja masih mengepung suasana angkringan yang sunyi. Kami memilih untuk duduk di bagian tengah Angkringan. Tempatnya asik. Meja yang bundar membuat sensasi tersendiri untuk bersenandung dengan kopi dan guyon garing-garing basah. Humor dan receh yang berlebihan begitukahh. Wow wow rasanya.

Kami memesankan kopi yang sama. Kopi Kapal Api. Kapalnya mengantar kami ke Pelabuhan hati masing-masing, sedangkan Apinya membakar rona-rona kesepian yang masih tertancap. Tidak apa-apa memesan kopi saset yang murah-murah amat, karena bukan itu yang diprioritaskan. Momen dan kesan yang tidak lekas punah oleh waktu yang diagungkan. Ngopi itu bukan hal biasa-biasa saja. Mungkin kami yang sudah terjebak dalam fenomena ngopi yang menjamur di mana-mana sekarang, seperti yang orang bilang. Ingat, bukan life styile  kami ya, cuman mengisi waktu luang saja. Dari waktu luang, tercipta peluang yang sok romantis dan puitis, hehehe.

Sensasi kopi Kapal Api semakin menggila. Angkringan selalu mengerti dengan kondisi anak kos yang mau serba murah. Saya bukan pencinta kopi radikal, namun saya jatuh cinta Ketika melihat sekerumunan orang duduk dengan santai, tertawa lepas, tanpa beban sembari menyeruput dan mencium setiap aroma kopi yang mereka seduh.

Lelucon mulai berhamburan. Saling baku hantam. “kok kita sering mencari sesuatu yang hilang daripada mencari hal baru yang lebih berharga di dunia ini? Celoteh Abang Tus, teman saya dari Sumba. Ia suka membuka topik yang agak aneh, tetapi mendulang reaksi dari lawan bicaranya. “Mantan selalu indah jika dikenang,” lanjut teman saya Fais. Sontak kami semua tertawa. “Maklum, Fais dan mantannya baru ketemu kemarin,” sambut teman saya Mejeng. Lagi-lagi geledak tawa membahana di Angkringan. Mungkin Angkringan yang merangkum perbincangan kami. Lop pull Angkringan.

Selain Angkringan, setiap orang memiliki ranah dan ruang intelektual sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan filosofis dalam dirinya. Semuanya muncrat tanpa memperhatikan standar dan kaidah tertentu saat ngopi. Ngopi semacam instrumen yang membongkar. Membongkar kedok, melepas topeng, dan mungkin juga menjadi batu loncatan untuk memahami realitas, memahami fakta sosial. Jika saya beri argumen yang berlebihan tentang ngopi, tolong saya ditertawakan. Faktanya begitu yang saya rasakan. Ketika ngopi semua orang bebas mau menyampaikan apa saja. Tidak ada sekat yang membatasi. Semuanya menjadi cinta dan candu dalam secangkir kopi. Hemat saya, ngopi  bukan hal yang biasa saja. Salam dari saya, anak kesayangan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *