Pelita Mas Sama Saja, Bus Andalan di Hari Raya Paskah dan Natal

4

Ilustrai oleh San Sarung

Loading


Erik Jumpar| Redaksi

Belasan tahun lalu, lalu lintas di Jalan Trans Flores belum lancar seperti sekarang. Bus yang melayani antarkota dalam provinsi dapat dihitung dengan jari. Jumlahnya amat sedikit membuat orang yang rumahnya di tepian Jalan Trans Flores dengan leluasa menghafal nama-nama bus yang turut membantu dalam memobilisasi orang dan barang.

Tak berbeda jauh dengan rute Trans Flores, bus yang melayani penumpang dari Borong menuju Ruteng juga bernasib sama. Jumlah busnya tak banyak. Seingat saya, kalaupun salah dipersilakan untuk mengoreksi di kolom komentar, waktu itu ada bus Pelita Mas Memang Beda, Pelita Mas Sama Saja, Garuda dan Kembang Indah.

Desa kami termasuk beruntung, satu di antara bus yang melayani rute Borong menuju Ruteng, pemiliknya berasal dari Kampung Arjuna Desa Watu Mori Kecamatan Rana Mese Kabupaten Manggarai Timur. Busnya bernama Pelita Mas Sama Saja, pemiliknya Bapak Petrus Tunggal, lebih dikenal dengan nama Baba Iping, orang baik yang dipanggil Tuhan sebulan lalu.

Bus Pelita Mas Sama Saja bisa dibilang menjadi salah satu bus andalan untuk pergi ke Kota Ruteng. Dengan lima lembar seribu rupiah, penumpang dapat tiba di Kota Ruteng. Tujuan penumpang dengan pelbagai kepentingan, mulai dari menjual hasil bumi, membawa beras untuk anak sekolah atau membeli kue bolu yang sekarang penjualnya antara ada dan tiada.

Selain dipakai untuk menumpang menuju Ruteng, bagi kami umat Stasi Golo Mongkok, bus Pelita Mas Sama Saja menjadi andalan saat perayaan besar dalam Gereja Katolik, khususnya pada perayaan Paskah dan Natal. Stasi kami selalu mendaulat pemilik bus Pelita Mas Sama Saja dalam struktur organisasi Stasi Golo Mongkok di Seksi Transportasi.

Saban merayakan hari besar keagamaan itu, kami ikut perayaan di Paroki Sita. Sementara Paroki Sok, paroki kami yang sekarang, belum dibentuk. Jarak ke Sita dari Golo Mongkok tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki, umat membutuhkan tumpangan, bus Pelita Mas Sama Saja solusinya.

Hari raya Paskah dan Natal menjadi perayaan yang ditunggu-tunggu. Sebagai anak kampung, menumpang mobil bagian dari hiburan yang selalu dirindu-rindukan. Memakai baju necis yang dikeluarkan dari lemari, wajah bersolek lama di depan kaca, rambut diberi minyak bermerek Rivon, memakai sepatu yang hanya dipakai untuk hari raya besar keagamaan, kami dengan percaya diri melangkah ke dalam bus.

Dengan kapasitas bus yang cukup besar, bus ini turut dipakai untuk mengantar anggota koor, paduan suara dari Stasi Golo Mongkok. Anggota koor termasuk penumpang prioritas, diantar lebih awal menuju gereja. Mereka termasuk kelompok yang naik gratis turun gratis, dibayar oleh pihak stasi.

Setelah anggota koor  tiba di Gereja Paroki Sita,  bus kembali ke Golo Mongkok. Tujuannya untuk menjemput umat lain yang hendak mengikuti misa. Rutinitas itu setia dilakukan oleh pemiliknya sampai seluruh umat pulang dengan gembira sehabis mengikuti perayaan Paskah dan Natal.

Sekarang bus itu entah di mana rimbanya. Beberapa tahun lalu sempat direnovasi untuk dijadikan dump truk oleh pemiliknya. Meski telah dialihfungsikan, bus Pelita Mas Sama Saja terngiang dalam ingatan dari orang-orang di kampung kami. Pelayanan prima dari pemiliknya membuat narasi tentang bus itu abadi.

Pemiliknya telah kembali ke kampung keabadian, pulang ke rumah terakhir dari seluruh manusia yang tengah berkelana di muka bumi. Sama seperti bus yang dikemudinya, namanya akan abadi dalam kepala orang-orang yang tak mengabaikan masa silam. Ia telah membantu pelbagai hal, meringankan orang-orang untuk merayakan sukacita Paskah dan Natal, juga meringankan beban dari orangtua yang melepas rindu dengan anak-anaknya yang tengah menuntut ilmu di Kota Dingin, Ruteng.

4 thoughts on “Pelita Mas Sama Saja, Bus Andalan di Hari Raya Paskah dan Natal

  1. Terima kasih Banyak Admin Tabeite yg sudah merangkai cerita indah ini, sebagai cucu dari Opa Petrus Tunggal saya sangat bangga karena banyak orang yg masih mengingat tentang oto Pelita Mas dan Pemiliknya . Maka dari itu, saya Mohon Doa untuk Keselamatan jiwa dari Kong saya (Baba Iping Tersayang) tersayang❤️

  2. Satu hal yg saya tdk lupa, jika ke Ruteng dengan bis pelita Mas Sama saja, rasanya nyaman, apalagi jika baba Iping sendiri yg duduk di balik kemudi, laju otonya teratur, tidak terburu-buru, ini nyaman sekali buat yg alergi minyak solar. Setidaknya, bebas bongkar muatan isi perut sepanjang perjalanan. kenyamanan berikutnya adalah, bebas dari tipu muslihat para calo setibanya di Ruteng. Karena, Baba sungguh peduli dengan penumpang otonya. Rest in peace BPK. Petrus Tunggal/baba Iping…

  3. Mat jalan e om.sapa yg sonde knl sosok seorang baba iping.dari beta kecil sa beta su kenal om.lagian opa nadus punya teman karib itu om iping dengan om silvester cay.jasa om selalu di kenang sapa saja yg pernh merasakan kebaikan dari om iping.ite sosok seorang pahlawan yg telah tiada mewakili para sopir rute borong – ruteng.smoga arwah om di terima di sisi yg kuasa.

  4. Saya suka sekali membca di #tabe_ite,
    Semoga medianya semakin maju dn buat penulisnya semoga sehat² terus

Tinggalkan Balasan ke Sergius era Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *