Peristiwa Mai Cenggo Restoran Labuan Bajo (Tanggapan Pembaca)

9

Loading


Armin Bell | Kontributor


  1. Kemarin hari Selasa 24 Mei 2022, saya bersama istri dn anak serta satu lagi saudara makan di restoran Mai Cenggo sekitar jam 12.30;

Barangkali maksudnya hendak makan. Artinya belum makan to…

  1. Setelah masuk restoran, kami langsung diarahkan ke lantai bawah di dalam ruangan VIP ber-Ac. Kami sendiri memilih tempat/meja dari sekian meja yang ada, dan kami duduk dan tidak ada tulisan atau pemberitahuan apapun dari pihak resto bahwa meja yg kami duduk sudah dibooked/reservasi.

Kami sendiri memilih tempat/meja… Poin ini wajib kita ingat ya…

  1. Kami langsung duduk dan pesan makan. Setelah 15 menit duduk menunggu, kami pesan ikan gurami, ayam bakar, dll dan juga minuman yg ditawarkan. Petugas restoran mencatat apa yng kami pesan dan diberitau kepada kami harus menunggu dan akan segera dilayani;

Ini baru pesan to. Artinya poin satu tadi tidak terlalu tepat. 12.45 pesan makan.

  1. Sekitar 15 menit kemudian, tanpa ada basa basi kami diberitahu untuk segera meninggalkan ruangan karena ruangan terpakai/sudah direservasi. Kami dipersilakan keluar. Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yng ber-AC. Memang saya pakai celana pendek dan bajo kaos, lagi lusuh karena baru dari kerja kebun;

Pukul 13.00 diberitahu tanpa basa-basi. Serius? Maksud saya, bahasa tubuh petugas restoran di rekaman yang beredar itu kan terlihat santun to? Dan, sejauh yang saya tahu dari pengalaman makan di Mai Cenggo, petugasnya punya kemampuan menjelaskan apa yang sedang terjadi dengan baik. Tapi barangkali memang begitu yang terjadi, ya sudahlah. Tapi seberapa penting penjelasan tentang celana pendek dan baju kaos?

  1. Karena merasa diperlakukan secara tidak wajar, kami bermaksud bertemu dengan Manager Resto atau pemilik resto, apa sebenarnya yg terjadi. Kami beritahu karyawan yg melayani utk beritahu manager atau pemilik bahwa kami ingin bertemu agar tidak terjadi salah paham;

Diperlakukan secara tidak wajar adalah kalimat yang mewakili perasaan dan ini harus dihargai. Ingin bertemu manager atau pemilik agar tidak terjadi salah paham adalah hak konsumen. Stand up for your right! Ini harus dihargai. Perubahan pelayanan publik akan terjadi dari pola interaksi seperti ini. Harusnya begitu. Meski kadang, ada juga tokoh-tokoh publik yang tidak terlalu menghargai usulan perbaikan/kritik dari orang lain. Eh?

  1. Karena lama menunggu, kami datangi lagi pihak front desk dan meminta agar kami bisa bertemu dengan pihak manager atau pemilik;

Ini langkah yang baik sekali.

  1. Di front desk itu kami menerima informasi bahwa tamu barusan reservasi per telepon SETELAH kami sekeluarga datang ke tempat itu. Sehingga kami makin merasa bahwa kami diperlakukan semena-mena.

Gambar dari informasi ini agak kurang memadai. Meja yang sudah mereka tempati sebelumnya memang agak besar. Bisa saja pereservasi via telepon mungkin akan datang dalam jumlah yang banyak; seharusnya kondisi seperti ini bisa dimaklumi. Tetapi barangkali juga tidak seharusnya begitu. Hanya saja, apakah situasi seperti itu adalah perlakukan semena-mena? Poin ini (jika digambarkan dengan jelas) adalah masukan yang baik untuk pemilik/manager/pegawai restoran.

  1. Pada saat bertemu di ruangan, kami menyampaikan rasa kecewa kami atas perlakuan yang sangat tidak manusiawi atas diri kami. Kami menyampaikan bajwa kami telah diperlakukan dgn cara yang biadab alias tidak beradab atas diri kami. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium. Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Kami mohon penjelasan apa sebenarnya yg terjadi dan alasan apa kami diusir dari ruangan itu;

Kalo kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil. Hmmm… Apakah di restoran ada perlakuan seperti ini: rakyat besar dan rakyat kecil itu tidak sama? Kalau benar begitu, itu buruk sekali. Dan ada pelanggan yang diusir hanya karena orang lain telah melakukan reservasi? Itu juga buruk sekali. Kecuali, tentu saja, kalau sebenarnya yang terjadi adalah kita diminta pindah meja secara santun (bdk. sikap pelayan itu di rekaman video yang beredar).

  1. Kami tanya apakah kami bisa bertemu dengan manager, dari Ibu yg lagi duduk kami diberitahu bahwa managernya lagi ada di Denpasar/Bali. Saya tanya kepada karyawan, siapa yg suruh kamu mengeluarkan kami dari ruangan dan alasan apa, yang bersangkutan tidak jawab;

Karyawan yang ditanyai seharusnya menjawab. Jawaban adalah hak/yang dicari oleh setiap penanya.

10. Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun. Saya juga meminta Ibu yg duduk di ruangan agar memberikan perlakuan yang wajar kepada setiap tamu yg datang. Kalo sudah ada meja yg dipesan hendaknya diberitahu kepada tamu2 yg datang atau ditulis di mejanya sebelum tamu2 duduk; dan hendaknya tamu yang sudah datang terlebih dahulu ke tempat di dahulukan daripada tamu yang reservasi belakangan.

Mendorong. Mendorong muka? Di video yang kita lihat, apakah itu adalah gerakan mendorong (berkali-kali)? Tapi mungkin memang itu adalah gerakan mendorong (dengan sedikit bertenaga). Hal-hal lain di poin ini adalah masukan yang baik. Dan sebagai masukan, itu adalah bahan-bahan pertimbangan.

11. Apa yg saya sampaikan ini adalah peringatan kepada semua pemilik resto agar bersikaplah santun selalu kepada semua pengunjung karena Labuan Bajo tekah menjadi destinasi pariwisata super premium;

Good point!

12. Setelah bertemu dgn Ibu yg diduga sebagai pemilik restoran di ruangan itu kami lalu pulang dengan penuh kecewa dan mencari makanan di resto yang lain;

Sikap yang baik dan memang harus begitu. Meski tentu saja kita boleh bertanya: Apa kabar menu yang sudah dipesan tadi? Siapa yang akan bayar? Ah, sudahlah…

13. pihak restoran yang diwakili Oleh Ibu Kiki dan Rikardo selaku karyawan yang mengusir kami telah menyampaikan permohonan maafnya atas kesalahan mereka. 

Permohonan maaf atas ketidaknyamanan adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap penyedia jasa/layanan publik.

  1. Bahwa hari ini saya dengar kabar bahwa saya dilaporkan oleh Manager Mai Cenggo ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan. Manager Mai Cenggo juga menyebarkan berita bohong kepada masyarakat bahwa saya melakukan kekerasan berkali-kali/menampar tiga kali terhadap karyawan Resto Mai Cenggo. Kekerasan apa yang saya lakukan? Bukankah pihak Manager Resto Mai Cenggo yang sebenarnya telah melakukan kekerasan perlakuan terhadap kami?

Nah… Itu dia. Kekerasan apa? Kan hanya dorong muka saja to? Hihihi… Sa izin ketawa sikit em. Fix! Minta pindah meja itu kekerasan dan dorong muka itu kelembutan. Aeeeh… Yang benar saja e

14. Pihak kami akan mengajukan laporan polisi atas perbuatan tidak menyenangkan yang kami terima dan juga melaporkan ke polisi pencemaran nama baik, hoaks, dan menyebarkan informasi sesat kepada publik.

Bajo, 26/5/2024/BKH

Kita tentu saja berharap agar setiap laporan diproses dengan baik oleh pihak berwajib. Semoga tidak ada perbedaan perlakuan terhadap rakyat kecil, rakyat sedang, dan rakyat besar.

Salam dari Kedutul, Ruteng
ttd
Pembaca Pesan Berantai

9 thoughts on “Peristiwa Mai Cenggo Restoran Labuan Bajo (Tanggapan Pembaca)

  1. Bajo,26/5/2024/BKH…. Ini hny contoh peristiwa/kejadian yg tdk menyenangkan yg akan terjadi di tahun 2024 nanti…karena sekarang masih 2022….Jadi Itu kemarin shooting drama yg akan ditayangkan 2024 nanti…. Ups….hehehe….kita masih di 2022 tp pikiran penulis kisah sudah 2024…

  2. Tanggapan anda terlalu detail.
    Dan memihak pada restoran dan anda memperbesar masalah dan merumitkan masalah yang sederhana
    Ingat tamu adalah raja
    Di dunia pariwisata

    1. Penulis terbiasa makan dibayar.. jadi, menurut penulis, memindhkan yg sdh memesan tempat makan pada sebuah restoran berbayar adalah hal biasa!!
      Ingat Restoran ini berbayar , bukan Gratis!!

  3. Sy mencermati ulasan pristiwanya, pokok persoalanya adalah tdk ada kemampuan delivery comminication dri staff resto utk bisa menjelaskan suatu alasan mendasar sehingga dg demikain ada pemehaman baik dri Tamau. Cth: jikalau ada meja/tempat yg sdh direservasi sebelumnya, maka harus dikordinasikan sesama staff yg bertugas serta menempatkan satu kertas yg bertuliskan booked/ sdh dipesan pd meja tsbt sehingga tamu yg datang pasti tau. Harapanya ya jgn membuat hal ini menjadi besar atau ribet…..🙏🙏🙏🙏

  4. Pokok soalnya adalah TAMU DIARAHKAN MASUK KE RUANGAN, KEMUDIAN DISURUH ATAU DIMINTA UNTUK KELUAR. kemudian terjadi rentetan2 berikutnya. Kalo dari awal pemilik resto tdk mengarahkan BKH dn keluarganya ke ruang ber-AC karena sdh dibooked org lain, pasti tdk trjdi persoalan.

  5. Takutnya berhadapan dgn org yg lebih nekat.dia ambil barang tajam dan akirnya hal yg lebih buruk bisa trjadi. Smoga di slsaikan dgn baik shingga bisa trciptanya kedamaian.

Tinggalkan Balasan ke Fransiskus toleng Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *