“Semoga Orang Manggarai Mengenal Saya,” Curhat Ary Janu Seorang Musisi

Loading


Apecc Afres|Redaksi

Selamat pagi, siang, sore, dan malam untuk teman-teman! Buat “Mabanya” salam rindu dan buat “Seniornya” I miss u. Apa kabar kalian? Semoga Tuhan jaga kalian pu jodoh.

Ketika saya datang pertama dan sudah berlama-lama di Jogja saya menemukan banyak hal. Lampu-lampu kota yang memberi rasa kangen, bangku di tepi jalan yang mengobati rasa rindu, bangunan klasik yang menyembuhkan tetes air mata akibat luka asmara dan masih banyak lagi yang membuat seseorang selalu berhati nyaman dan berhantu, eh berhati mantan, hahaha.

Jogja. Iya jogja. Yang belum ke Jogja silakan datang teman-teman. Banyak hal yang membuat teman-teman cerdas. Dari segelas kopi dan sebatang rokok teman-teman sudah merasakan hal yang berbeda. Komunitasnya banyak. Sastra, musik, lukis, dan komunitas seni lainnya yang bermanfaat. Namun, dalam momentum kecil dan sederhana ini, gue pengen curhat seseorang kepada teman-teman. Dia dari Manggarai Timur loh. Banyak orang sudah mengenali orang kita yang satu ini. Karirnya dalam dunia musik sungguh mengesankan. Anda penasaran, jangan kemana-mana, ayo baca terus tulisan ini.

Manggarai memiliki banyak orang hebat khususnya dalam dunia musik. Selain Illo Jeer, Ivan Man, Gazpar Araja dan masih banyak orang hebat lainnya. Salah satunya sosok yang akan gue ceritakan kepada teman-teman semua.

Nama lengkapnya Fullbertus Garia Janu. Orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Ari Janu. Ia dari Mbata, Kota Komba, Manggarai Timur. Memang orang Matim nih ta, hebat-hebat e. Bakatnya dalam dunia musik khususnya olah vokal tidak bisa diragukan lagi. Suara merdu di setiap rangkaian acara besar di Jogja selalu diwarnai suara emas dari sosok ini. Patut diacungi jempol. Jangan diacungi botol e,  bahaya!

Beberapa waktu lalu, gue mengunjungi salah satu kafe di tepi kota Jogja. Sekadar ngopi dan menyederhanakan pikiran yang terlalu rumit ini, kemudian menerjemahkannya dalam bahasa hati dan cinta, cukaraa! Asik-asik joss. Secara kebetulan gue ketemu dengan kae Ari Janu. Pembawaannya santuy, sederhana, rambut gondrongnya yang aduhaii, iii gemes, gaya bicaranya yang mengedepankan kesopanan dan tatapan rakatnya yang menghanyutkan, cihuy. Hal ini membuat radar canggung gue perlahan-lahan memudar. Siap bertanya gaes, dari pada kita terjebak dalam kubangan rasa kagum dan malu to.

Kae Ari sangat mencintai musik i? Gue sengaja melemparkan pertanyaan basa-basi ini di awal pembicaraan. Kita butuh intro pembicaraan yang melenyapkan keraguan.

“Musik punya tempatnya sendiri di hati saya e ase. Semacam pelakon utama dalam mencari dan menemukan jati diri. Musik membuat saya selalu bernyawa. Dalam musik itu e ase, ada perasaaan yang menjiwai, ada nilai estetik yang dipancarkan, ada aroma yang menggairahkan, dan selalu ada “sesuatunya” yang memikat, baik sebagai penikmat maupun sebagai musisi itu sendiri. Makanya saya selalu betah di dunia musik e ase,” katanya sembari menyeruput sisa kopi dan kenangan.

Gue berada diantara “ketidakmengertian” dan kebingungan yang mendalam. Penjelasan yang cukup rumit dan begitu filosofis bagi mereka yang menikmati musik. Memang musik ini e ae. Supaya saya tidak sok tahu tentang musik, saya cukup mengagumi saja. Memang musik ho e ae. Indah banget tah.

Kae su sering nyanyi di kafe begini i? Pertanyaan kedua yang sedikit terjebak dalam keraguan. Namun, perlahan-lahan membuka cakrawa berpikir dan esensi dari musik itu sendiri. Gue engga omong besar to, hmm semoga.

“Saya sering nyanyi di kafe-kafe begini e ase. Banyak kafe yang saya sudah kunjungi. Sekadar uang rokok hion pe ase. Bukan hanya di kafe juga e ase, saya juga sering mengikuti event besar di jogja, seperti event rokok, motor, folkswagen, dan juga beberapa event sosial. Lumayan ta ase, untuk makan dan uang jalan-jalan pe su aman.” Tuturnya selow, sambil melemparkan bungkusan rokok surya ke gue.

Ini rokok e ase yang suka ngemis cari informasi dan “mengkayakan” pembaca yang suka berkomentar, hahaha, bercanda saja e ase.

Begitulah candaan seorang musisi  e teman-teman. Santuy tapi menohok. Candaan itu berkenan, canduan rindu itu yang tidak berguna, hmm.

Kae sering bermain di genre Regge to? Berarti kae ingin seperti Bob Marley i? Mengekalkan diri dengan menciptakan karya-karya sendiri. Buat orang lain candu dengan kae to? Supaya kita tidak terlihat bodoh tentang musik, kita mesti omong Bob Marley teman-teman. Walaupun hanya dia musisi terkenal yang gue ketahui. Bodoh amat sa.

Saya suka semua aliran musik e ase. Saya juga sering join dengan band Jaz dan band-band Blues di Jogja. Saya sering nyanyi lagu Regge karena saya suka harmoni dan makna dibalik lirik-liriknya e ase. Lalu, untuk karya sendiri saya sudah mengekalkan diri saya dengan beberapa lagu saya to. Banyak orang Manggarai yang belum tahu lagu saya e. Saya sudah menciptakan beberapa lagu . Ada lagu Rumah. Ada lagu Rindu dan yang terakhir saya ciptakan lagu yang berjudul Silent voice. Tapi, saya juga pernah buat lagu Manggarai e ase. Ada lagu Nggerang dan Ngkiong. Harapan ne ta ae, dengan ase menulis tentang saya orang-orang Manggarai yang jauh di sana mengetahui saya dengan karya-karya saya e.

Sudah tahu to teman-teman. Ternyata banyak orang-orang Manggarai yang hebat. Membanggakan sekali tah. Mana tepuk tangannya woeee, mana woee mana, yang penting jangan bertepuk sebelah tangan e, haha.  Semoga harapannya kae Ary segera mendapat jawaban amin yang pasti. Kae Ary patut terkenal too. Katanya, dia dalam waktu dekat dia merekam beberapa lagu.

Ase, dalam waktu dekat saya siap merekam beberapa lagu e. Semoga banyak yang suka e,” curhatnya dengan penuh harapan.

Saya mau nyanyi lagi e ase, semoga kopi dan hatinya ase terhibur.

1 thought on ““Semoga Orang Manggarai Mengenal Saya,” Curhat Ary Janu Seorang Musisi

  1. Mantap tulisan e..semangat terus e.
    Semangat juga buat kae Ari e..memang Jogja kota yang melahirkan seniman_seniman hebat….tabe.salam dari Kupang..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *