Surat Untuk Nana

Masihkah ingat tentang janji kita, nana?

Masihkah ingat tentang kisah kita, nana?

Masihkah ingat tentang tepung kopi dan rebok yang mama kirim untuk kau?

Ah, semoga kau masih ingat

Semoga kau tak tergoda enu-enu di tempat kerja.

Kalau sa, sa akan tetap ingat.

Ingat kau pu janji ajak saya pi ketemu Inang gu Amang

Ingat kau pu janji ajak sa pi danau Ranamese dan Tanjung Bendera

Nana,

Mama tanya kapan datang?

Secangkir kopi pait dan sepiring rebok telah menanti di sudut meja

Ikan karpel dan ute kud su siap tuk jadi lauk makan malam kita serumah

Mama juga bilang

Jangan terlalu pikiran dengan jalan masuk kampung yang berlubang,

Baru baru ini bapak pejabat su resmikan pengerjaan.

Jangan terlalu pikiran dengan sinyal yang patah-patah

Bulan lalu ada yang su berhasil pasang tower samping rumah,

Jangan terlalu pikiran dengan PLN yang belum masuk desa

Toh, generator masih bisa berfungsi sebagai penerang malam

jika nanti kau ingin kita berdua duduk mesra depan teras rumah.

Jangan juga pikiran dengan belis yang melampaui 100 juta,

Tra semua macam begitu

Apa gunanya tongka yang nanti kau bawa beserta rombongan keluarga.

Kau datang saja dulu

Sebab mama su rindu punya anak mantu macam kau.

Penulis: Mita Barung