Uskup Ruteng dan Kegembiraan Umat Dalam Penantian

Loading


Nando Sengkang|Redaksi

Seyogianya seluruh umat Keuskupan  Ruteng patut berbangga. Sebab, Ladang Misi, kini tak kehilangan gembala. Serasa Sang Gembala datang tak begitu cepat — juga tak terlalu lama. Apa artinya? Berikut alunannya.

Pertama, tak begitu cepat, maksudnya gembala tidak buru-buru datang kembali melihat dombanya. Gembala membiarkan domba-domba menikmati sendiri Rumput Sabda yang tak pernah habis. Domba-domba dibiarkan mandiri dalam Ladang Misi. Sehingga dapat menjalin relasi yang intim dengan Sang Pemberi.

Dengan kata lain, Pemimpin Gereja (dalam hal ini Paus) tak buru-buru memberikan Uskup untuk segera memimpin umat Keuskupan Ruteng. Mungkin saja, Paus memberikan waktu sejenak kepada umat di Ruteng untuk merefleksikan hidup menggereja. Sehingga dapat melihat dengan jernih dan bertanya apa maksud Tuhan di balik kejadian masa lalu dan yang akan terjadi. Bisa jadi, Tuhan juga memberikan pelajaran berharga bagi umat seluruhnya untuk sama-sama menjaga Ladang Misi itu agar Rumput Sabda tak pernah mengering. Di sisi lain, mungkin juga Tuhan menampar keras para gembala (klerus) agar setia menemani dombanya. Tak membiarkan domba-domba kelaparan, apalagi kehausan Rumput Sabda. Apalagi mati! Dengan demikian, mengutip Homili Kardinal I. Suharyo dalam misa 50 tahun STF Driyarkara Jakarta, menekankan agar seluruh kejadian (baik dan buruk) kita melihatnya dengan Mata Kontemplatif, artinya kita bertanya apa maksud Tuhan di balik kejadian itu?

Kedua, tak terlalu lama, maksudnya gembala tak mungkin terus membiarkan domba-dombanya kesepian. Linglung berkeliaran ke sana-ke mari. Tak mungkin juga membiarkan domba-dombanya mengembik sepanjang hari. Lebih jauh, gembala tak mungkin terus membiarkan domba-dombanya mencari (kadang tak tahu) sendiri Rumput Sabda. Bahayanya, domba-domba bisa jadi jatuh ke jurang kejatuhan (dosa).

Dengan kata lain, setelah merenungkan dengan matang dan berdasarkan refleksi mendalam, Paus sebagai pemimpin Gereja Universal, tentu tak mungkin membiarkan Gereja-Nya kesepian tanpa pemimpin. Paus juga tak mungkin membiarkan umat-Nya linglung mencari perlindungan. Karena itu, Paus, dengan embusan Roh Kudus, pada saat yang tepat (tak terlalu lama) menunjukkan gembala-Nya, Mgr Siprianus Hormat, Pr menjadi pemimpin umat Keuskupan Ruteng. Seyogianya seluruh umat Keuskupan  Ruteng patut berbangga.

Hembusan Roh Kudus

Kembali mengutip tawaran Kardinal I. Suharyo: melihat segala sesuatu dengan Mata Kontemplatif, saya mengajak pembaca budiman agar melihat kehadiran Mgr Siprianus Hormat dengan Mata Kontemplatif, yaitu sebuah anugerah Tuhan yang tiada tara kepada umat-Nya. Tuhan, sejak pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden hingga turun langsung ke dunia melalui putra-Nya, Yesus Kristus, memberikan tanda yang jelas bahwa Tuhan selalu berjalan bersama umat-Nya dalam ziarah kehidupan menuju pelukan kasih bersama-Nya. Dia tak mungkin membiarkan umat-Nya berjalan, bahkan tersesat dalam kebisingan zaman. Karena itu, umat Keuskupan Ruteng seyogianya berbangga dan tak lupa mengucap syukur tiada henti kepada-Nya. Sembari berharap agar tak membiarkan Mgr S. Hormat berjalan sendirian dalam Ladang Misi. Umat tanpa ragu dan takut memeluk jubahnya, mengawalnya penuh kasih, dan sama-sama berziarah dalam lindungan-Nya.

Kepada Yang Mulia

Sangat jelas, semua umat Keuskupan Ruteng berkaca-kaca. Bangga tak terhingga. Di mana pun mereka berada. Ke mana pun (nantinya) mereka pergi. Bersyukur, singkatnya. Karena itu, kiranya “Kepada Yang Mulia”, yaitu para klerus di Keuskupan Ruteng, kiranya (betul-betul) tak membiarkan umat-Nya melarat. Apalagi linglung dan tersesat dalam arus perkembangan zaman. Dengan harapan, menjadikan Sang Guru sejati sebagai model utama dalam berkarya di Ladang Misi. Dari Sang Guru itulah, Paus Fransiskus (juga model Fransiskus Asisi) memberikan contoh yang jernih untuk pemimpin Gereja zaman sekarang, gembala berbau domba. 

Seyogianya seluruh umat Keuskupan  Ruteng patut berbangga. Sebab, Ladang Misi, kini tak kehilangan gembala. Serasa Sang Gembala datang tak begitu cepat-juga tak terlalu lama.

Selamat untuk penahbisan Mgr Siprianus Hormat dan seluruh umat Keuskupan Ruteng. Omnia in Caritate. Juga selamat atas bayi-bayi Manggarai yang lahir hari ini, adakah orangtua mereka yang memberi nama bayi-bayi itu dengan nama uskup Ruteng yang baru ditahbiskan hari ini? Pokoknya selamat. Salam dan doa. Semoga cinta kasih Tuhan beserta kita.

1 thought on “Uskup Ruteng dan Kegembiraan Umat Dalam Penantian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *